Negeri tetangga Singapura baru saja memperkenalkan produk mobil masa depan. Mobil yang dinamai Scot atau Shared Computer Operated Transport itu diujicoba di halaman kampus National University of Singapore (NUS).
Seperti ditulis laman thestar.com Kamis (30/1/2014), mobil buatan Singapura ini terwujud atas kerja sama antara Singapore-MIT Alliance for Research and Technology (Smart) dan NUS. Proyek mobil ini diawali dengan mobil listrik Mitsubishi i-MiEV kemudian para ahli memasangkan program rute kemudi dengan biaya 30.000 dolar Singapura.
Mobil otomatis Scot berkapasitas tempat duduk untuk 4 orang. Kecepatan mobil baru ini tak lebih dari 130kph. Karena mobil ini tak memakai pengemudi, maka pada mobil tersebut ditempel alat sensor laser yang mampu mendeteksi keberadaan benda yang bisa menghalangi laju perjalanan di depannya sejauh 30 meter. Mobil masa depan Negeri Singa ini juga dipasangi dengan alat berteknologi khusus untuk penginderaan jarak jauh. Dengan demikian mobil ini tak terlalu bergantung pada Global Positioning system (GPS). Para peneliti juga kemudian menuliskan peta dari satu tempat ke tempat lain untuk membantu Scot.
Singapura memproyeksikan Scot sebagai mobil masa depan yang akan melayani kebutuhan transportasi masyarakat seperti juga taksi. Negeri tetangga ini sekarang juga sedang dilanda persoalan kemacetan dan polusi udara.
Menurut ketua proyek penelitian mobil masa depan ini Emilio Frazzoli, mobil Scot cocok dan sangat relevan dengan kondisi Singapura saat ini.
"Kami melihat ini untuk memberikan akses yang lebih luas untuk mobilitas penduduk lansia di Singapura," ujarnya.
Seperti ditulis laman thestar.com Kamis (30/1/2014), mobil buatan Singapura ini terwujud atas kerja sama antara Singapore-MIT Alliance for Research and Technology (Smart) dan NUS. Proyek mobil ini diawali dengan mobil listrik Mitsubishi i-MiEV kemudian para ahli memasangkan program rute kemudi dengan biaya 30.000 dolar Singapura.
Mobil otomatis Scot berkapasitas tempat duduk untuk 4 orang. Kecepatan mobil baru ini tak lebih dari 130kph. Karena mobil ini tak memakai pengemudi, maka pada mobil tersebut ditempel alat sensor laser yang mampu mendeteksi keberadaan benda yang bisa menghalangi laju perjalanan di depannya sejauh 30 meter. Mobil masa depan Negeri Singa ini juga dipasangi dengan alat berteknologi khusus untuk penginderaan jarak jauh. Dengan demikian mobil ini tak terlalu bergantung pada Global Positioning system (GPS). Para peneliti juga kemudian menuliskan peta dari satu tempat ke tempat lain untuk membantu Scot.
Singapura memproyeksikan Scot sebagai mobil masa depan yang akan melayani kebutuhan transportasi masyarakat seperti juga taksi. Negeri tetangga ini sekarang juga sedang dilanda persoalan kemacetan dan polusi udara.
Menurut ketua proyek penelitian mobil masa depan ini Emilio Frazzoli, mobil Scot cocok dan sangat relevan dengan kondisi Singapura saat ini.
"Kami melihat ini untuk memberikan akses yang lebih luas untuk mobilitas penduduk lansia di Singapura," ujarnya.