Liputan6.com, Jakarta - Calon kuat Ketua Majelis Pertimbangan Partai Amanat Nasional (PAN) Soetrisno Bachir mengatakan, partainya memiliki strategi baru di bawah kepemimpinan Ketua Umum terpilih, Zulkifli Hasan.
Menurut dia, PAN akan membuat konvensi untuk menentukan nama calon presiden pada Pilpres 2019 dari partai berlambang matahari terbit itu. Dari strategi itu, diharapkan PAN bisa mengikuti kejayaan PDI Perjuangan saat mengusung Jokowi jadi presiden pada Pilpres 2014.
"Ada konvensi. Jadinya nanti kader-kader yang lahir jadi pemimpin daerah, mereka bisa ikut konvensi, seperti Jokowi kan dari daerah ke atas. Begitu juga pimpinan di daerah, (Pemilu) 2019 bisa ikut konvensi ke atas," kata Soetrisno Bachir di Jakarta, Minggu (8/3/2015) malam.
Strategi tersebut pernah dilakukan Partai Demokrat. Tapi yang membedakan konvensi di PAN akan membuka ruang selebar-lebarnya bagi para pemimpin di daerah. Namun tentunya harus didukung kemampuan, hasil survei, dan elektabilitas yang tinggi dari calon.
"Pertama, ya merekrut kader-kader muda dari daerah yang berpotensi. Jadi nanti ya setelah lahir pemimpin daerah akan ada konvensi untuk jadi presiden. PAN akan merekrut tokoh-tokoh potensial yang belum masuk partai atau memang sudah di PAN. Mudah-mudahan PAN nanti akan rekrut," beber Soetrisno.
Untuk itu, kata mantan Ketua Umum itu, PAN akan membuka program-program yang disebut sebagai partai advokasi. Artinya, PAN akan datang mengunjungi masyarakat dan melihat potensi-potensi di daerah.
"Adanya program yang disebut partai sebagai partai advokasi. Jadi bukan hanya 5 tahun sekali, tapi advokasi masyarakat untuk mendampingi seperti pendidikan dan lain-lain sehingga masyarakat bisa mengakses kesehatan gratis kader PAN akan hadir," tutup Soetrisno Bachir. (Rmn/Ans)