Liputan6.com, Jakarta - Meski Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta periode 2017-2022 masih lama, namun Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sudah menyiapkan 'amunisi'.
Disebut-sebut akan maju secara independen, relawan Ahok yang bernama Teman Ahok itu, sudah gencar mengumpulkan dukungan.
Hingga akhir 2015, para relawan menargetkan pembangunan 150 posko pengumpulan dukungan buat Ahok.
Peneliti Center of Strategic and Indonesia Studies (CSIS) Arya Fernandes mengatakan, Pilkada DKI Jakarta itu menjadi penting. Sebab pemilu di Ibukota akan memengaruhi daerah lain.
"Pilkada DKI 2017 itu menjadi penting. Pasalnya, Pilkada DKI ini akan mempengaruhi politik nasional. Otomatis Pilkada DKI akan mencuri perhatian parpol. Ini juga akan memengaruhi para tokoh politik nasional," ujar Arya dalam diskusi politik di Jakarta, Jumat 26 Juni 2015.
Menurut Arya, salah satu tokoh politik nasional yang akan menyoroti adalah mantan mitra Ahok di DKI, yakni Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Sebab, kata Arya, jika Ahok memenangkan pertarungan Pilkada DKI 2017 dan Jokowi kembali maju pada Pilpres 2019, kemungkinan Jokowi akan meminang mantan Bupati Belitung Timur itu menjadi pendampingnya.
"Jokowi berkepentingan dalam Pilkada 2017. Ahok itu akan mendukung pemerintah. Bisa saja, kalau Ahok menang di Pilkada itu, Ahok dipertimbangkan Jokowi jika maju di 2019 (Pilpres) jadi wakilnya," pungkas Arya. (Rmn/Nda)
Advertisement