Sukses

Agar Menang Pilkada, Cagub Bengkulu Cuci Muka di Sumur Bung Karno

Sumur di bekas rumah pengasingan Bung Karno dipercaya berkhasiat. Jadi salah satu lokasi berdoa sebagai persiapan pilkada.

Liputan6.com, Bengkulu - Berbagai upaya ditempuh para calon gubernur yang akan bertarung dalam Pilkada serentak pada 9 Desember mendatang. Usaha yang dilakukan kerap tak biasa, seperti dilakoni calon gubernur Bengkulu Sultan Bachtiar Nadjamuddin. Dia melakukan laku cuci muka di sumur tua belakang rumah kediaman Presiden pertama RI Sukarno atau Bung Karno di Bengkulu.

Sumur tua yang terletak di belakang rumah Bung Karno bersama istrinya Inggit Ganarsih saat diasingkan di Bengkulu tahun 1938 hingga 1942 itu dipercaya berkhasiat dan membantu orang yang berdoa meminta kepada Tuhan agar keinginannya tercapai. Petilasan bung besar itu berlokasi di Kelurahan Anggut Atas Kecamatan Ratu Samban Kota Bengkulu.

Usai menunaikan salat Jumat (4/9/2015), Sultan datang bersama para anggota tim kampanye dan tim suksesnya. Mereka langsung masuk ke dalam rumah dan berbincang sesaat dengan para penjaga rumah dari Balai Pelestarian Cagar Budaya. Selanjutnya Sultan menuju kamar menginap Bung Karno dan Inggit Ganarsih.

Sultan bahkan sempat tidur di ranjang Bung Karno beberapa menit sambil membacakan beberapa ayat suci Alquran dengan memejamkan mata sambil tangannya menutup muka. Beberapa saat kemudian, Sultan menuju belakang rumah dan menimba air dari sumur tua dan membasuh mukanya dengan air sambil kembali berdoa.

"Ini tempat yang tidak biasa, saya merasakan aura yang muncul saat berdoa," kata Sultan, seraya menambahkan, "Dan ini bukan syirik."

Dia mengatakan spirit perjuangan Bung Karno yang membawa Indonesia lepas dari penjajahan akan diusungnya jika usai pilkada terpilih memimpin Bengkulu sebagai gubernur. Sebelumnya beberapa tokoh politik juga melakukan hal yang sama di sumur tua ini dan meraih posisi penting dalam peta politik nasional, di antaranya Sekretaris Jendral Partai Nasdem Patrice Rio Capella, Wakil Presiden Jusuf Kalla, Senator Dapil Bengkulu Muhammad Saleh, dan Ahmad Kanedi. (Hmb/Ans)