Sukses

Guru di Yogyakarta Jadi Relawan Pengawas Pilkada Serentak

Mereka mendapat informasi tentang kerawanan dalam pilkada serentak seperti money politics, kampanye hitam, dan manipulasi perolehan suara.

Liputan6.com, Yogyakarta - Puluhan guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) SMA atau SMK di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, mendapat pengetahuan tentang kerawanan pilkada dan urgensi pengawasan Pilkada Serentak 2015. Terutama, money politics, netralitas Aparatur Sipil Negara (ASN), kampanye hitam, dan manipulasi perolehan suara.

Ketua Bawaslu DIY Mohammad Najib mengatakan para peserta dari guru dan mahasiswa ini dipilih karena adanya pemilih pemula dalam Pilkada Serentak 2015. Dengan begitu, penting bagi guru dan mahasiswa menularkan informasi tentang kerawanan dan urgensi pengawasan pilkada serentak.

Ia berharap para guru dan mahasiswa tersebut akan ikut terlibat dalam pengawasan Pilkada Serentak 2015 dengan menjadi relawan pengawas.

"Datanya masih belum banyak, seratusan ada lah dari berbagai kalangan. Mahasiswa dan guru lebih tinggi. Mahasiswa punya jejaring dia di BEM punya concern dan demokrasi. Guru punya soal yang mendidik siswa dan ada materi tentang kepemiluan," ucap dia sebuah hotel di Yogyakarta, Senin (21/9/2015).

Najib mengatakan rakor rekrutmen relawan pengawas pilkada bagi aktivis mahasiswa dan guru PPKn ini merupakan bagian terakhir. Ia berharap dalam pendaftaran relawan nanti akan semakin banyak pengawas yang terlibat dalam Pilkada serentak.

Sementara saat ini masih 100 pendaftar yang masuk ke Bawaslu DIY. Najib mengatakan tiap kabupaten jumlah pengawas dari guru dan mahasiswa bervariasi.

"Ini tahapan terakhir, pertama aktivis ormas dan sekarang guru dan mahasiswa. Di mana mereka akan mengawasi proses tahapan pilkada/pilbub. Di Gunungkidul mungkin lebih banyak dari gurunya daripada mahasiswa, sekitar 70 orang," ujar Najib.

Sementara itu Ketua Divisi Penindakan Pelanggaran Bawaslu DIY Sri Werdiningsih tidak menarget berapa jumlah relawan pengawas Pilkada serentak. Sebab, semakin banyak relawan, maka pengawasan pilkada semakin bagus.

"Kita tidak target berapa dan tidak berharap muluk-muluk. Semakin banyak ya bagus, namun yang penting kualitas dan bukan kuantitas," pungkas Sri Werdiningsih. (Ans/Mut)