Sukses

LIPI: Potensi Pelanggaran HAM Tinggi di Pilkada Serentak

Menurut Peneliti LIPI, pelanggaran tersebut terjadi karena tingginya potensi bentrok antarpendukung calon.

Liputan6.com, Mataram - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) memprediksi terjadi banyak pelanggaran Hak Asai manusia (HAM) selama pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak yang berlangsung 9 Desember 2015.

Hal itu diungkapkan oleh Peneliti Senior LIPI, Hermawan Sulistyo. Dia mengatakan pelanggaran tersebut terjadi karena tingginya potensi bentrok antarpendukung calon kepala daerah. Untuk itu, dia meminta aparat kepolisian tetap berjaga dan mengawasi pilkada ini.


"Potensi terjadinya pelanggaran HAM saya perkirakan sangat luar biasa pada pilkada. Untuk itu polisi harus benar-benar menjaganya agar pelanggaran tersebut tak terjadi,” ujar Hermawan di Kota Mataram, Kamis (29/10/2015).

Dia menungkapkan konflik yang terjadi pada setiap pilkada ini cenderung disebabkan karena pasangan calon yang tidak terima dengan kekalahan. Sebab, setiap calon sudah mengeluarkan banyak dana selama mencalonkan diri.

"Bentrok itu terjadi karena masalah gengsi. Sangat jarang ada calon yang menerima kekalahan sebab mereka (calon) telah mengeluarkan banyak biaya," kata Hermawan.

Untuk mengantisipasi pelanggaran tersebut, Hermawan meminta agar setiap pasangan calon menciptakan kedamaian dan melakukan dialog serta meminta para pendukung pasangan calon agar tidak melakukan tindakan anarkistis. (Nil/Bob)