Sukses

Peserta Kampanye di Semarang Ugal-Ugalan, Pengendara Mengeluh

Keluhan Sudarno beralasan karena jam pulang kerja menjadi molor sampai 2 jam akibat kampanye.

Liputan6.com, Semarang - Memasuki masa kampanye terbuka yang berlangsung 3 hari, pelanggaran lalu lintas hingga sikap arogan peserta kampanye di jalan raya mulai dikeluhkan warga. Masyarakat mempertanyakan komitmen kepolisian menegakkan aturan.

Sudarno, warga Tlogosari Semarang mengaku 3 hari belakangan ini sangat terganggu dengan sikap arogan peserta kampanye. Arogansi itu ditunjukkan para pendukung ketiga calon.

"Senin sore saya dihentikan paksa massa berkaos kuning-hijau dan seragam doreng orange. Kemarin, diminta minggir massa berkaos putih, eh hari ini rombongan berkaos logo Superman juga melakukan hal yang sama," kata Sudarno, Kamis 3 Desember 2015.

Keluhan Sudarno beralasan karena jam pulang kerja menjadi molor sampai 2 jam akibat kampanye. Yang mengherankan, ia tak melihat ada penindakan polisi.

"Polisi kemana ya? Kalau jaga kampanye, masak semuanya?" tanya dia.


Keluhan serupa juga disampaikan Witono, warga Pedurungan. Witono malah meragukan polisi sanggup menindak karena secara teknis sangat sulit.

"Berani enggak seorang polisi melawan puluhan massa?" tanya Witono.

Kepala Satlantas Polrestabes Semarang AKBP Catur GE sebelumnya menyebutkan akan menindak tegas pelanggar lalu lintas, termasuk peserta kampanye.

"Kami akan lakukan tilang di tempat jika menemui pelanggaran yang dilakukan peserta kampanye," kata Catur, Selasa 2 Desember lalu.

Dari pantauan Liputan6.com, pelanggaran sangat bervariasi. Mulai melanggar marka jalan, tidak memakai helm, menerobos lampu merah, mengkotori jalan raya karena menebar atribut kampanye, dan melanggar peruntukan jenis kendaraan.

Seperti yang terjadi ketika kampanye terbuka pasangan nomor dua, terlihat penggunaan truk trailer yang bukan peruntukannya untuk mengangkut orang. Demikian pula pada Rabu lalu, banyak kendaraan bak terbuka yang digunakan untuk mengangkut orang.

Video Terkini