Liputan6.com, Semarang - Kepanikan seringkali jadi pangkal kekonyolan. Situasi itu dialami calon wakil wali kota Semarang Hevearita Gunaryanti saat akan menghadiri pertunjukan wayang kulit di Kecamatan Gunungpati, Semarang, beberapa waktu lalu.
Â
Asistennya lupa mengabari undangan itu sehingga perempuan yang akrab disapa Ita itu harus berangkat terburu-buru. Sayang, niatnya terhadang cuaca buruk.
"Sejak dari rumah sudah hujan lebat, jadi enggak bisa ngebut," tutur Ita kepada Liputan6.com, di Semarang, Jumat (4/12/2015).
Gampang ditebak, Ita terlambat sampai di lokasi. Panitia yang telah menunggunya langsung mengerumuni mobilnya. Ia bahkan tidak sempat merapikan rambut juga riasan wajahnya.
Beruntung, peralatan pribadi seperti pakaian dan sepatu cadangan, sudah siap sedia di dalam kendaraannya. Ada 3 pasang sepatu yang bisa dikenakannya untuk kesempatan berbeda.
Baca Juga
"Saya langsung saja meraba-raba mengambil sepatu. Saya pakai yang kasual karena tanah berlumpur kena hujan," kata Ita.
Massa yang datang langsung menyodorkan tangan ingin bersalaman. Mengandalkan senyum terkembang, ia melayani permintaan massa hingga duduk di jajaran depan. Belum sampai 5 menit, ia kembali bangkit karena diminta untuk membuka acara.
Saat itu, asisten dan panitia memandanginya sambil mengerenyitkan dahi. Salah satu di antara mereka sempat menanyakan kondisinya.
"Saya merasa aneh ketika asisten saya dan panitia yang ada memandang saya penuh tanda tanya dan berkata 'Mbak Ita sehat? Kakinya kenapa kok pincang?', padahal saya merasa baik-baik saja," ujar Ita.
Pertanyaan itu mengarahkan pandangannya ke bawah. Saat itu pula ia sadar kalau dirinya keliru mengambil sepatu. Kaki kanannya mengenakan sepatu kasual, sedangkan kaki kirinya mengenakan sepatu formal. Itu pun bukan pasangan yang sama.
"Meski hak-nya sama setinggi 3 cm, tapi karena sepatu kanan semua, enggak sengaja jalan jadi pincang. Lagipula, sepatu formal dan kasual ternyata ada selisih sekitar 1/2 cm," tuturnya sambil tertawa.
Asisten andalannya sigap berlari ke mobilnya untuk mengambilkan pasangan sepatu yang tepat. Namun, ia kepleset dan jatuh akibat jalanan licin. Dirasa tak ada waktu lagi, Ita mencopot sepatunya dan langsung naik panggung dengan kaki berlumpur. Jejak lumpur itu tak ayal mengotori karpet yang menjadi alas panggung.
"Untungnya tak banyak yang tahu. Panitia saja hanya beberapa yang tahu. Selamat juga akhirnya sampai acara selesai," ujar Ita lega.
Hevearita Gunaryanti adalah satu-satunya kandidat wanita dalam Pemilihan Wali Kota (Pilwalkot) Semarang. Ia dikenal sebagai sosok ramah dan gampang beradaptasi. Saat berhadapan dengan sejumlah kyai NU yang gemar melempar anekdot, Ita sanggup mengimbangi. Sementara di kalangan anak muda, ia dikenal sebagai sosok gaul dan sedikit slengean.
"Jago ngegombal kayak ABG juga lho," kata Dwi Purjiatmi, siswi SMK 1 Semarang yang pernah mengikuti sosialisasi di kampungnya.