Liputan6.com, Yogyakarta - Pencoblosan pilkada serentak pada 9 Desember 2015 tinggal menghitung hari. Masa tenang 6-8 Desember telah berjalan.
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sultan Hamengkubuwono X memerintahkan kepada kepala daerah di 3 kabupaten yang menyelenggarakan pilkada, agar dapat bekerja maksimal mencopot atribut kampanye.
"Yowes (ya sudah) minggu tenang, ya waktunya pemerintah daerah gunakan untuk copot semua tanda kampanye. Saya mohon minggu tenang ya tenang, jangan sampai terjadi gejolak di masyarakat," ujar Sultan di Hotel Melia Yogyakarta, Senin (7/12/2015).
Sultan mengatakan, gejolak muncul berarti masih ada aktivitas yang menumbuhkan tidak ketenangan. Salah satunya, serangan fajar. Oleh karenanya, seluruh gejolak harus dapat diredam.
"Iya kan gitu. Ini kan ada punya gejolak. Jadi gunakan hak politiknya dengan sebaik-baiknya. Terserah pilihan mereka tapi gunakan hak itu," ujar Sultan.
Baca Juga
Pejabat Bupati Sleman Gatot Saptadi mengatakan, masa tenang ini digunakan untuk melepas seluruh atribut kampanye. Selain memastikan tidak ada aktivitas lapangan yang berkaitan dengan kampanye, dia mengimbau warga Sleman menggunakan haknya pada Rabu 9 Desember 2015.
"Saya imbau masyarakat Kabupaten Sleman, masa depan Sleman berada di coblosan masyarakat sendiri. Datangi TPSÂ dan coblos sesuai pilihan," ujar dia.
Gatot mengatakan, bila ditemukan pelanggaran pilkada, akan ditindak sesuai aturan yang ada. Selain itu, bagi PNS di Sleman harus bersih dari aksi dukungan kepada salah satu calon.
"PNS secara tegas tidak ada permohonan maaf jika ada PNS yang berpihak pada tahapan pada 2 calon pasangan itu," pungkas Gatot.
Advertisement