Liputan6.com, Depok - Atmosfer pesta demokrasi dalam pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak di 264 daerah Tanah Air, termasuk Kota Depok, sangat terasa. Berbeda dari daerah lainnya, pemungutan suara di beberapa Tempat Pemungutan Suara (TPS) Kota Depok berlangsung meriah dan riuh.
Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kota Depok membuat perlombaan bertema 'Kampung Pilkada' di mana panitia masing-masing TPS yang menjadi peserta lomba diharuskan menghias TPS mereka sekreatif mungkin dan membuat acara-acara yang menarik.
"Ini atas inisiatif masyarakat. Kalau bentuk dari yang dilombakan tiap RT/RW kreasinya macam-macam. Ada yang tidak gabungan RT, ada yang gabungan. Ada juga yang bentuk rumah Betawi dan bentuk-bentuk lainnya yang saya nilai kreatif," ujar Ketua KPUD Depok Titik Nurhayati di RW 03, Depok Jaya, Depok, Jawa Barat, Rabu, 9 Desember 2015.
Salah satu TPS menjadi sorotan adalah 'Kampung Pilkada' di Kecamatan Depok Jaya, Kota Depok, Jawa Barat. Memanfaatkan lahan seluas 400 meter persegi, 5 kelompok panitia TPS RW 03 yang terdiri atas TPS 10, 11, 12, 13, dan 14 berjibaku mengadakan pesta rakyat guna mengundang antusiasme warga untuk mencoblos.
"Ini pertama kali KPUD Depok mengadakan lomba 'Kampung Pilkada'. Ini juga untuk menstimulasi partisipasi masyarakat untuk mau datang ke TPS," ujar Titik.
Baca Juga
Dari pantauan Liputan6.com, berdiri 5 tenda merah tua berenda layaknya sebuah hajatan di sisi kanan kiri dan belakang tanah lapang tersebut. Lalu di masing-masing tenda tergantung hiasan buah asli seperti buah pepaya, durian, melon, dan semangka. Beberapa petugas yang menyambut datangnya pemilih pun mengenakan pakaian tradisional yang didominasi pakaian adat Betawi.
"Dari beberapa lokasi yang menginisiasi lomba 'Kampung Pilkada', antusiasme warga bagus. Karena bentuk kemudian dekorasinya mereka yang tentukan," ujar Titik.
Sementara di bagian depan lapangan berdiri sebuah panggung hiburan dengan organ tunggal. Seorang wanita berbaju merah dengan riangnya mendendangkan lagu-lagu dengan irama meriah, seperti lagu dangdut berjudul 'Oplosan' yang dipopulerkan pelawak Soimah dan lagu daerah Manado, 'Poco-poco'.
Advertisement
Tanpa malu-malu, warga yang telah selesai mencoblos pun turut bergoyang di depan panggung sambil menikmati alunan musik.
Selain panggung hiburan, ada ondel-ondel yang berlalu lalang memutari kelima TPS. Sementara anak-anak dihibur dengan adanya kereta mini yang siap membawa mereka berkeliling lingkungan. Semua kemeriahan ini diciptakan warga untuk memenangkan lomba 'Kampung Pilkada' yang hadiahnya cukup menggiurkan.
"Hadiah pemenang berupa uang untuk pembinaan dan pemeliharaan lingkungan. Untuk tingkat kecamatan juara I Rp 15 juta, juara II Rp 10 juta, dan juara III Rp 7,5 juta dipotong pajak. Untuk tingkat kotanya, juara I mendapatkan uang senilai Rp 35 juta, juara II Rp 25 juta, dan juara III Rp 15 juta," kata Titik.
Memancing Pejabat
Memancing Pejabat
Karena kemeriahannya, Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti bersama Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Yuddy Chrisnandi serta Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) Jimly Asshiddiqie berbondong-bondong meninjau lokasi TKP RW 03.
"Ya, kan yang terdekat di sini. Saya pilih di sini kalau ada apa-apa dekat dengan Mabes Polri," tutur jenderal polisi bintang 4 ini.
Sementara Yuddy dan Jimly mengaku pertemuan mereka di Kampung Pilkada RW 03 bukanlah kesengajaan. Saat menteri datang, penyanyi di panggung pun langsung mendendangkan lagu dangdut untuk meriahkan suasana.
"Saya di tadi ditelepon Prof Jimly dan ternyata dia juga sedang meninjau di Kota Depok. Akhirnya kami bertemu di sini," tutur Yuddy.
Warga setempat, Kiki (30), mengaku sangat antusias dengan adanya 'Kampung Pilkada' ini. Pemandangan pilkada periode ini sangat berbeda dari periode sebelumnya di mana TPS terkesan sepi.
"Jadi seru saja sih, lebih baik. Menarik orang untuk milih saja. Sebelumnya biasa saja membosankan. Sosialisasi RW-nya bagus, door to door kasih tahu warga," kata Kiki.
Suara Terbanyak
Sementara itu, pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Depok nomor urut 2, Mohamad Idris dan Pradi Supriatna, mendulang suara pemilih terbanyak di 5 tempat pemungutan suara (TPS) RW 3 atau yang populer disebut 'Kampung Pilkada', Kelurahan Depok Jaya, Kota Depok, Jawa Barat. Di 'Kampung Pilkada' terdapat 5 TPS, di antaranya TPS 10, 11, 12, 13, dan 14.
Berdasarkan hasil penghitungan panitia penyelenggara, sebanyak 615 warga percaya bahwa Idris dan Pradi mampu memimpin 'Kota Belimbing'. Sementara itu, pasangan pesaingnya, Dimas Oky Nugroho dan Babai Suhaimi, hanya hanya dipilih 370 warga.
Meskipun kalah suara di 'Kampung Pilkada' RW 03, Dimas dan Babai belum tentu kalah dalam Pilkada Depok 2015 karena Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Depok belum merekapitulasi hasil pemungutan suara di seluruh TPS.
Calon wali kota nomor urut 1 Dimas Oky Nugroho merupakan politikus PDIP. Sementara wakilnya, Babai Suhaimi, adalah kader Partai Golkar. Rivalnya, calon wali kota nomor urut 2 Mohamad Idris adalah politikus PKS, wakilnya Pradi Supriatna adalah kader Partai Gerindra.**
Advertisement