Liputan6.com, Jakarta - Sekumpulan eks TemanAhok yang menyebut bahwa raihan 1 juta KTP sebagai kebohongan mengklaim kelompok mereka bukan barisan sakit hati karena dipecat oleh pengurus pusat TemanAhok.
"Kami bukan sakit hati, kami hanya tak ingin TemanAhok terus melakukan pembohongan publik," ujar salah satu eks TemanAhok Richard Soekarno di Kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (22/6/2016).
Lima mantan TemanAhok yang memberi keterangan pers terkait hal tersebut masih terdaftar sebagai penanggung jawab di situs resmi TemanAhok. Mereka baru saja dipecat dari TemanAhok pada Mei 2016.
Terkait alasan pemecatan itu, Richard mengakui ia dipecat karena ketahuan mengumpulkan KTP bodong.
"Kenapa baru sekarang kami bongkar karena kami baru tahu bahwa permainan ini sudah dari atasan kami, para korpos (koordinator pos). Kami melakukan konferensi pers ini tak ada dukungan dari siapa pun, kami patungan," ujar Richard.
Lalu, apa alasan mereka baru membongkar kebohongan TemanAhok saat ini? Richard menjelaskan terdapat empat alasan.
Pertama, mereka menganggap TemanAhok tidak transparan dalam keuangan. Kedua, TemanAhok dianggap menyampaikan kebohongan terkait 1 juta KTP. Ketiga para mantan TemanAhok takut tersangkut korupsi dengan adanya tudingan uang TemanaAhok berasal dari pengembang.
"Alasan keempat hati nurani kami menyampaikan kebenaran ini sebagai wujud permintaan maaf kepada masyarakat Jakarta," ucap dia.
Alasan lain, lanjut Richard, adalah karena mereka tak ingin citra Ahok yang bersih ternoda dengan ulah TemanAhok. "Menurut saya, kasihan Pak Ahok. Pak Ahok nggak tahu kebohongan publik ini," ujar Richard.
Advertisement