Sukses

Survei Populi Center: Elektabilitas Ahok 51,2% dan Yusril 10,2%

Elektabilitas atau tingkat keterpilihan Gubernur DKI Jakarta Ahok, dalam riset terbaru Populi Center masih tertinggi.

Liputan6.com, Jakarta - Elektabilitas atau tingkat keterpilihan Gubernur DKI Jakarta Ahok dalam riset terbaru Populi Center masih tertinggi. Belum ada calon kuat yang mampu menandingi sang petahana pada Pilkada DKI Jakarta 2017.

Peneliti Populi Center Nona Evita membeberkan, survei yang dilakukan sejak 10 hingga 15 Juni di 40 kelurahan di DKI Jakarta itu mencatatkan elektabilitas Ahok sebesar 51,2%. Setelah itu diikuti Yusril Ihza Mahendra 10,2% dan Sandiaga Uno 4%.

Sedangkan untuk popularitas, Ahok hampir meraih angka sempurna, yakni 99,2%. Peringkat kedua diduduki Rano Karno dengan 97,2%, Ahmad Dhani 96,8%, Dede Yusuf 89,8%, dan Yusril Ihza Mahendra 84,8%.

"Meski BTP (Basuki Tjahaja Purnama) memiliki popularitas lebih tinggi, namun Rano Karno lebih dapat nilai positif. BTP nomor dua dan citra negatifnya nomor tiga," ujar Nona Evita di Slipi, Jakarta (23/6/2016).

Meski popularitas Ahok tinggi, jelas dia, hanya 13,5 persen warga yang telah memberikan dukungan melalui jalur independen melalui TemanAhok. "69,8 persen lainnya belum berpartisipasi," kata dia.

Menurut Nona, dukungan yang ingin diberikan warga Jakarta juga mencatatkan hal unik. Mereka sudah tak peduli lagi apakah Ahok akan maju dengan jalur Independen ataukah partai politik.

"Jalur independen didukung 33,2 persen dan jalur politik hanya 9 persen, sedangkan untuk yang menyatakan sama saja ada sebanyak 42 persen," beber Nona.

Survei ini, sambung dia, juga menunjukkan penurunan kepuasan kepemimpinan Ahok dibanding periode April 2016. Pada April lalu tingkat kepuasan terhadap Ahok sebesar 68,5 persen dan pada Juni turun sebanyak 4,5 persen menjadi 64%.

Meski begitu, Populi Center memprediksi Ahok akan tetap jadi juara. Dari simulasi 4 pasangan dalam pemilu hingga 2 pasangan, Ahok diprediksi mendapatkan suara 50 persen lebih.

Survei Pilkada DKI ini dilakukan sejak tanggal 10 sampai 15 Juni secara tatap muka di 6 wilayah Jakarta. Mereka mengambil 400 responden yang dipilih secara acak bertingkat (multistage random sampling) dengan margin eror 4,9 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.