Sukses

Elektabilitas di Bawah Ahok, Yusril Yakin Dapat Dukungan Parpol

Selama Ramadan, Yusril rutin melakukan komunikasi politik dengan para pemimpin parpol demi meraih dukungan.

Liputan6.com, Jakarta - Bakal calon gubernur DKI Jakarta Yusril Ihza Mahendra optimistis mendapat dukungan dari partai-partai politik untuk bersaing dengan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Sebelumnya, Ahok telah memastikan diri untuk maju dalam Pilkada DKI Jakarta 2017.

Keyakinan itu muncul karena Yusril selama ini terus menjalin komunikasi politik dengan para pemimpin partai politik selama bulan Ramadan.

"Saya optimistis pada akhirnya partai-partai tersebut akan memberikan dukungan kepada saya untuk berhadapan dengan Ahok," kata Yusril melalui keterangan tertulis di Jakarta, Senin (11/7/2016).

Keyakinan Yusril tersebut didasarkan pada elektabilitasnya yang cukup tinggi, yaitu berada di urutan kedua di bawah Ahok. Yusril pun meyakini dirinya sebagai penantang Ahok yang paling kuat saat ini.

"Kandidat yang tidak punya harapan untuk menang, mustahil akan dicalonkan oleh partai pengusung," lanjut Yusril.

Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) itu menilai partai-partai hanya menginginkan satu pasangan calon untuk berhadapan dengan Ahok, sehingga parpol membutuhkan waktu panjang untuk memberikan dukungan.

Guna meningkatkan elektabilitasnya usai Ramadan, Yusril bertekad kembali turun ke masyarakat dengan menawarkan program-program bagi warga Jakarta.

Sebelumnya peneliti Populi Center Nona Evita membeberkan hasil survei yang dilakukan sejak 10 hingga 15 Juni 2016 di 40 kelurahan di DKI Jakarta. Tercatat elektabilitas Ahok 51,2 persen. Setelah itu diikuti Yusril Ihza Mahendra 10,2 persen dan Sandiaga Uno 4 persen.

Untuk popularitas, Ahok hampir meraih angka sempurna, yakni 99,2 persen. Peringkat kedua diduduki Rano Karno dengan 97,2 persen; Ahmad Dhani 96,8 persen; Dede Yusuf 89,8 persen; dan Yusril Ihza Mahendra 84,8 persen.

"Meski BTP (Basuki Tjahaja Purnama) memiliki popularitas lebih tinggi, Rano Karno lebih dapat nilai positif. BTP nomor dua dan citra negatifnya nomor tiga," ujar Nona Evita di Slipi, Jakarta, 23 Juni 2016.

Meski popularitas Ahok tinggi, kata dia, hanya 13,5 persen warga yang telah memberikan dukungan melalui jalur independen melalui TemanAhok. "Sebanyak 69,8 persen lainnya belum berpartisipasi," demikian diungkapkan Nona Evita.