Sukses

Masih Bingung Pilih Pendamping, Ahok Tunggu PDIP?

Ahok memastikan tiga partai pendukungnya --Partai Hanura, Nasdem dan Golkar-- tak akan mengintervensi calon yang akan mendampinginya.

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok masih bingung memilih pendampingnya, untuk bertarung pada Pilkada DKI Jakarta 2017.

Ahok masih melihat segala kemungkinan, sebelum batas waktu pendaftaran maju lewat jalur partai politik ditutup, pada 21 September 2016.

"Tergantung kepada perjalanan berikutnya seperti apa, ya," kata Ahok di markas TemanAhok, Pejaten, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Rabu 27 Juli 2016 malam.

Mantan Bupati Belitung Timur itu belum berani memastikan masih memilih Heru Budi Hartono sebagai pendampingnya. Sebab, Heru masih menjabat sebagai Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah DKI.

Bila maju, maka Heru harus mengundurkan diri dari pegawai negeri sipil (PNS). "Ya saya tidak berani katakan juga, pak Heru mau terus di PNS atau enggak?" imbuh dia.

Namun, Ahok mengisyaratkan mengajak Djarot Saiful Hidayat yang merupakan politikus PDIP. Kendati, Ahok menyerahkan kepada PDIP terkait hal tersebut.

"Saya juga enggak tahu PDIP bagaimana nanti. Apakah PDIP akan mencalonkan pak Djarot sebagai gubernur untuk maju dengan orang lain, partai lain, saya enggak tahu," kata dia.

Ahok memastikan tiga partai politik pendukungnya --Partai Hanura, Nasdem dan Golkar-- tidak akan mengintervensi calon yang akan mendampinginya.

"Oh terserah saya dari dulu. Dari dulu, terserah saya, kalau tiga parpol ini enggak ada masalah. Saya kira sudah fix kok parpol," tandas Ahok.

Ahok sebelumnya mengaku akan menemui Ketua Umum PDIP Megawati Seokarnoputri, namun belum pasti kapan hal itu dilakukan. Dia menunggu waktu luang Megawati.