Liputan6.com, Jakarta - Puluhan warga menggelar aksi damai di depan kantor DPRD Kota Surabaya. Mereka menolak Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengikuti Pilkada DKI Jakarta 2017.
Warga yang menggelar aksi berasal dari Aliansi Perempuan Jawa Timur dan kelompok Pemuda Surabaya (Pusura). Mereka menggelar aksi damai di depan kantor DPRD Kota Surabaya dan long march menuju Balai Kota Surabaya.
Mereka menagih janji Risma saat kampanye Wali Kota pada Pilkada 2015 yaitu tetap di Surabaya. Bahkan mereka menyatakan harga mati untuk mempertahankan Risma harus tetap di Surabaya.
"Jadi, kalau warga yang mendorong Bu Risma ke Jakarta, itu bukan warga Surabaya. Catat itu," tutur Ketua Aliansi Perempuan Jawa Timur Aciek Lutfianah kepada Liputan6.com di Surabaya, Selasa (9/8/2016).
Advertisement
Mereka ingin Risma tetap di Surabaya karena dia pernah berjanji untuk memimpin hingga lima tahun ke depan. Oleh karena itu, warga Surabaya menagihnya saat ini. "Etika politik harus ditegakkan, dan harga mati Bu Risma harus tetep di Surabaya," kata Aciek.
Aciek menyatakan, jika aspirasinya itu tidak didengarkan, maka pihaknya akan menggelar aksi lanjutan yang lebih besar. Sebab, mereka tidak punya kepentingan apapun, tidak dibayar dan bebas dari partai politik.
"Kami warga Surabaya resah dengan isu Bu Risma akan dibawa ke Jakarta," ucap Aciek.
Aciek menegaskan, urusan Pilkada DKI Jakarta biarlah diurus oleh warga Jakarta, dan Surabaya harus tetap dipimpin Risma.
"Kalau untuk Pilkada DKI Jakarta kami tidak mau, tapi kalau maju mencalonkan Presiden kami siap mendukung," ujar Aciek.
Dalam aksinya itu, warga membentangkan poster bertuliskan, Bu Risma Inspirasi Perempuan Surabaya, Bu Risma Milik Arek Suroboyo, Relawan Lingkungan Surabaya Tak Rela Bu Risma ke Jakarta, Save Risma dan beberapa poster lainnya.
Mereka juga meneriakkan yel-yel Bu Risma siapa yang punya. Yel-yel itu terus dinyanyikan berkali-kali hingga mereka tiba di Balai Kota Surabaya.