Liputan6.com, Jakarta - Basuki Tjahaja Purnana atau Ahok menegaskan jika dirinya tak mau diatur oleh partai politik. Meskipun dalam Pilkada DKI Jakarta dia diusung oleh Golkar, Nasdem dan Hanura. Dia tak mau menjadi petugas partai yang selalu menuruti perintah partai.
"Aduh mau petugas partai gimana. Kamu lihat orang itu lihat karakter, saya ini sudah tiga partai. Pernah enggak partai ngatur saya? Saya mau tanya, pernah enggak dalam sejarah berpolitik partai ngatur saya?" kata Ahok di Balai Kota Jakarta, Rabu (10/8/2016).
Ahok kemudian menceritakan ketika dia menjadi kader Partai Perhimpunan Indonesia Baru (PIB) pernah bertengkar dengan wakil sekretaris jenderalnya.
"Enggak berani dipecat juga, sampai terakhir saya jadi sekjen," ujar dia.
Kemudian, lanjut Ahok, ketika dia menjadi kader Partai Golkar dan Gerindra dia keluar dari partai karena tak lagi sejalan.
"Masuk Golkar, bilang kalau (Ahok) nyalon ke DKI kita pecat, pecat aja, berhenti saya. Masuk Gerindra, begitu kamu maksa kepala daerah dipilih oleh DPRD, kita kan enggak sepaham, berhenti. Jadi apa masih kurang?" tutur mantan Bupati Belitung Timur itu.
Karena itu, Ahok menegaskan dia tak mau bila ada partai yang ingin mengusungnya namun mengharuskan Ahok mendaftar jadi anggota partai tersebut.
"Terus hari ini orang minta kalau saya mau ikut dicalonkan mesti masuk partai saya, saya bilang enggak bisa," tegas Ahok.
Hal ini dia katakan karena sudah ada beberapa partai yang memintanya masuk menjadi anggota. "Enggak (bukan PDIP yang nawarin) semua partai mesti nawarin," pungkas Ahok.
Ahok Tegaskan Tidak Mau Diatur Partai
Ahok mengatakan, sudah ada beberapa partai yang memintanya masuk menjadi anggota.
Advertisement