Sukses

Satpol PP Kecolongan 'Kampanye' Relawan Rizal Ramli di CFD?

Relawan yang mengatasnamakan Koalisi Perbaiki Jakarta Tanpa Air Mata memperkenalkan sosok Rizal Ramli sebagai bakal calon Gubenur DKI 2017.

Liputan6.com, Jakarta - Sekelompok relawan yang mengatasnamakan Koalisi Perbaiki Jakarta Tanpa Air Mata (Kopaja), melakukan aksi saat Car Free Day (CFD) di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta. Mereka memperkenalkan sosok mantan Menko Kemaritiman Rizal Ramli sebagai alternatif bakal calon Gubenur DKI 2017.

Berdasarkan Peraturan Daerah khusus Ibu Kota Jakarta Nomor 2 Tahun 2005 tentang Pengendalian Pencemaran Udara, disebutkan pelaksanaan CFD digelar untuk pemulihan mutu udara. Selain itu, Gubernur DKI Jakarta Ahok melarang kegiatan politik dilaksanakan di area CFD atau Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB).

Namun Koordinator Kopaja, Yonpi Saputra menepis kegiatan tersebut bagian dari aktivitas politik. Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), Jupan Royter juga membantah jajarannya membiarkan kegiatan tersebut.

"Pasti ada aparat, misal dari Kepolisian, pasti dipantau. Anggota (Satpol PP) di lapangan lihat pasti sudah lihat situasi dan kondisinya. Tapi kami ingin di masyarakat sadar. Jangan dipikir hanya berani atau tidak berani (Satpol PP bertindak)," ucap Jupan saat dikonfirmasi, Minggu (21/8/2016).

Dia berharap, agar masyarakat mengetahui serta sadar akan imbauan dan aturan yang sudah diberlakukan di CFD. "Enggak bisa Hari Bebas Kendaraan Bermotor untuk kegiatan politik," tegas Jupan.

Dia menuturkan, Gubernur Ahok juga sudah mengimbau jika ada kegiatan politik di CFD bisa dibubarkan. Sekalipun itu dilakukan para pendukung Ahok maju kembali dalam Pilkada DKI 2017.

"Pak Gubernur juga tegaskan, pendukungnya tak boleh lakukan aksi di CFD. Pasti ditindak," tutup Jupan.

Relawan Rizal Ramli melakukan aksi di CFD pada pukul 08.00 WIB. Hingga pukul 09.30 WIB kegiatan tersebut tidak dibubarkan petugas. Pantuan Liputan6.com, tidak ada petugas Satpol PP yang berjaga, hanya jajaran Kepolisian yang melihat kegiatan tersebut.

Hal ini berbeda saat relawan Risma yang tergabung dalam Jaklovers pada Minggu 31 Juli 2016 harus berpindah lokasi dari Bundaran Hotel Indonesia ke Silang Barat Monas. Mereka dilarang menggelar kegiatan politik di lokasi CFD.