Liputan6.com, Jakarta - Basuki Tjahja Purnama atau Ahokmengklaim telah mendapatkan restu dari Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri di Pilkada DKI 2017. Jika benar, hampir dipastikan partai berlambang banteng bermoncong putih itu akan mengusung Ahok sebagai calon Gubernur berpasangan dengan Djarot Saeful Hidayat sebagai petahana.
Peneliti dan pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Siti Zuhro menilai, jika PDIP akhirnya mendukung Ahok, partai itu justru akan merugi secara politik.
Baca Juga
"PDIP kalau menerima nomor dua (cawagub) itu big question. Dengan adanya nyanyian Ahok pasti tumbang (dari internal PDIP), artinya tidak mendukung. Dihitung secara kalkulasi politik, rugi. Memilih Ahok kan berpikir lima tahun kedepan. Belum lagi, kalau ditinggal di tengah jalan. Jadi belum ada kepastian. Partai ini kan butuh certainly," ucap Siti di bilangan Cikini, Jakarta, Minggu (21/8/2016).
Advertisement
Saat ditegaskan, ini tanda bahwa PDIP harus mengusung kadernya sendiri, seperti Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini atau Risma, dia menegaskan, hal itu tak bisa diabaikan, lantaran sudah banyak masyarakat yang menginginkan sosoknya.
"PDIP paling tahu, tapi tidak bisa mengabaikan orang-orang yang sudah diusung. Kayak Jaklovers (pendukung Risma). Kalaupun ada yang gerakan, siapa yang tahu," ungkap Siti.
Sementara itu, di tempat yang sama, Politisi PDIP Masinton Pasaribu enggan membuat penilaian untung dan rugi jika partainya memberikan dukungan kepada Ahok. Ia masih beranggapan informasi bahwa partainya sudah menduetkan Ahok-Djarot adalah isu belaka.
Anggota Komisi III DPR ini menilai partainya masih mengamatti melihat dukungan masyarakat DKI.
"Kami sedang berkhidmat merangkai suara rakyat khususnya Jakarta. Jadi dalam hal ini, PDIP tidak mau terburu-buru, karena ingin melihat kehendak rakyat. Maka yang kami putuskan keputusan rakyat tadi. Bukan keputusan yang berdasarkan imajinasi para elit," tegas Masinton.
Karena itu, dia meminta agar Ahok bersabar dan menanti dengan tenang.
"Semua bakal calon memiliki peluang yang sama. Jadi tidak ada yang ge'er, hoax, apalagi memecah belah. Pemimpin sabar, jangan mendesak organisasi orang, tidak merasa menang sendiri," kata Masinton.
Sementara itu, juru bicara badan pemenangan pemilu partai Golkar, Ace Hasan Syadzily, menuturkan, jika PDIP memberikan dukungan, hal ini membuat efektifitas pemerintahan DKI di tangan Ahok ke depan, lebih stabil dan baik.
"Menurut kami, Pak Ahok mendapat dukungan dari berbagai macam partai, itu semakin bagus. Karena yang kita lihat bukan pemenangan. Tapi bagaimana modal dukungan politik yang kuat, tentu ini membuat efektif pemerintahan (DKI) menjadi baik ke depannya," tandas Ace.