Sukses

Menjemput Suara ke Pulau Terluar Jakarta

KPU Kepulauan Seribu tetap memberi pemahaman kepada masyarakat, agar tak lupa memberikan suaranya pada Pilkada 2017.

Liputan6.com, Kepulauan Seribu - Meski berada di wilayah Ibu Kota Jakarta, Kabupaten Kepulauan Seribu, masih jauh dari suasana perkotaan dan susah dijangkau.

"Kita sosialisasi di dua pulau, kalau pulau lain jauh dari jangkauan," ujar Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Kepulauan Seribu Sumarno kepada Liputan6.com, di Pulau Untung Jawa, Kabupaten Kepulauan Seribu, Minggu (21/8/2016).

Meski pemungutan suara Pilkada DKI Jakarta masih enam bulan lagi, namun KPU Kabupaten Kepualuan Seribu dan jajarannya mulai mensosialisasikan kepada 20.000 warga di Kepulauan Seribu. KPU tetap memberi pemahaman kepada masyarakat, agar tak lupa memberikan suaranya pada Pilkada 2017.

"Kita taat undang-undang, sudah diamanatkan seperti itu," jelas Sumarno.

Sumarno yang sudah bergabung dengan KPU sejak 2003 mengisahkan, bagaimana susahnya mensosialisasikan jadwal Pilkada dan mengantar logistik ke pulau terluar yang masuk dalam Provinsi DKI Jakarta.

"Tahun 2004, pas antar ke Pulau Sebira kita harus menghadapi ombak setinggi tiga meter, dan kapal kita cuma kapal kayu," cerita dia.

Di pulau Sebira sendiri pada Pilpres lalu, 305 suara harus dijemput. Butuh biaya belasan juta untuk menjemput warga Ibu Kota yang jauh dari jangkauan itu. "Berangkat dan bolak-balik itu biayanya di atas Rp 10 juta, jarak tempuhnya sampai enam jam untuk ke sana aja," kata Sumarno.

Pulau paling utara Jakarta itu, rata-rata masyarakatnya berprofesi sebagai nelayan. Berjarak 126 kilometer dari pantai utara Jakarta tak bisa dicapai dengan kapal besar. Sebab, di sekeliling pulau seluas 10 hektare ini, terdapat batu karang putih.

"Kalau pakai kapal besar enggak bisa merapat, karena karang dan dangkal. Kalau pakai kapal kecil ya itu, ombak tinggi dan cuaca di Februari biasanya buruk," keluh Sumarno.

Sementara, dalam sosialisasi di Pulau Untung Jawa yang merupakan pulau terdekat dari Pantai Utara Jakarta, diadakan pada sore hari. "Sengaja sore, kalau dari pagi sampai siang banyak yang melaut. Selain itu ini pulau terdekat dengan Jakarta. Karena faktor cuaca juga, dan pulau ini juga pulau wisata, sehingga informasi bisa tersebar dengan cepat," jelas Sumarno.

KPU berharap dengan adanya sosialisasi ini, keikutsertaan masyarakat di Kepulauan Seribu bisa ditingkatkan. Sumarno menargetkan saat Pilkada DKI, tingkat partisipasi di Kabupaten Kepulauan seribu bisa mencapai 80 persen.

"Semua pulau akan kita datangi, kalau saat Pilpres kita bisa capai 72 persen. Kita harap dengan sosialisasi ini masyarakat bisa saling mengingatkan, sebab satu suara sangat berarti," ujar Sumarno.

Sementara, warga Pulau Sebira, Slamet, mengaku terbantu dengan adanya sosialisasi ini. Sebab, pria 45 tahun itu mengaku tak tahu jadwal Pilkada DKI. Kini, Slamet dan keluarga sudah menandai kalender, agar tak lupa menggunakan suaranya nanti.

"Ya mau ikut (nyoblos), rugi kalau enggak. Cuman sekali lima tahun bisa milih gubernur," kata Slamet yang berprofesi sebagai nelayan ini.

Senada dengan Ketua RT 01 RW 02 Rohadi Suryadi. Ia menyayangkan jika tak ada sosialisasi Pilkada DKI, sebab 48 kepala keluarga di tempatnya jarang menonton televisi.

"Kami melaut terus, ya mana sempat nontonlah. Untung ada stikernya, biar ditempel di rumah," ucap Rohadi.