Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah tokoh berkumpul di Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat. Mereka mendeklarasikan berdirinya Rumah Amanah Rakyat.
Para tokoh yang hadir, di antaranya Mayjen Purnawirawan Prijanto, Jenderal Purnawirawan Djoko Santoso, Laksamana Purnawirawan Tedjo Edhy Purdjianto, Rizal Ramli, Yusril Ihza Mahendra, Lily Wahid, dan Abraham Lunggana.
Mereka yang hadir, sebagian besar mengungkapkan kekecewaanya terhadap Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Sebut saja, politisi PPP, Abraham Lunggana atau haji Lulung. Dia mengajak masyarakat yang hadir, untuk sepakat tidak memilih Ahok kembali jadi Gubernur DKI Jakarta di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2017 mendatang.
"Sepakat besok ganti gubernur yang tidak tukang bohong. Kita belum punya pemimpin amanah," ucap Lulung di Jakarta, Kamis 24 Agustus 2016.
Begitu juga dengan Mantan Menko Kemaritiman, Rizal Ramli, yang tidak senang dengan langkah Ahok melakukan penggusuran.
"Cara yang diterapkan Ahok itu tidak bisa dibiarkan. Cara itu harus segera dihentikan. Ini cara neofasis, tidak boleh kita biarkan," ungkap Rizal.
Meski demikian, Ketua Rumah Amanah Rakyat, Ferdinand Hutahaean, menepis Rumah Amanah Rakyat didirikan untuk melawan Ahok dalam Pilkada 2017 mendatang.
"Tidak ini bukan rumah anti-Ahok, sebenarnya Ahok kita undang untuk kita uji apakah kepemimpinannya sesuai dengan yang dicita-citakan rumah amanah atau tidak, namun dia tidak datang. Apa yang disampaikan para tokoh tadi itu hanya tanggapan pribadi mereka," pungkas Ferdinand.
Ketika Para Anti-Ahok Berkumpul dan Deklarasi Ini
Haji Lulung dan manta Menko Kemaritiman Rizal Ramli masuk dalam barisan pendukung Anti-Ahok. Keduanya menolak Ahok memimpin lagi.
Advertisement