Sukses

Alasan Pendiri Banten 'Turun Gunung' Dampingi Rano di Pilkada

Para tokoh Banten, khususnya para pendiri provinsi berkumpul dan sepakat mengusung Embay.

Liputan6.com, Serang - Siapa tak kenal Banten, sebuah provinsi di ujung barat Pulau Jawa. Banten dikenal dengan jawara, debus, dan dinasti politiknya. Citra Banten jadi negatif saat kasus suap Pilkada Kabupaten Lebak senilai Rp 1 miliar mencuat ke publik.

"Seperti kita tau dalam 15 tahun prestasinya kurang baik, itu (kasus suap pilkada) yang populer, malu aku jadi orang Banten," kara calon wakil gubernur Banten, Embay Mulya Syarif, di Banten, Minggu (25/9/2016).

Para tokoh Banten, khususnya para pendiri provinsi berkumpul dan sepakat mengusung Embay atau yang lebih dikenal Jawara Putih di Pilkada Banten 2017 mendampingi Rano Karno.

"Saya didorong agar jangan lepas tangan, maka saya harus turun tangan bangun Banten. Kita tidak bisa mengklaim sebagai warga Banten asli, karena Banten itu majemuk," tegas pria yang dikenal sebagai pendiri Banten itu.

Selama ini Embay hanya berperan sebagai penasihat dan bertekt tak ingin mencalonkan diri. Namun akhirnya dia bersedia menjadi calon wakil gubernur setelah Rano Karno memintanya untuk membantu membangun Banten.

"Pak Embay dari dulu diminta untuk maju pilgub enggak pernah mau. Setelah saya berbicara. Saya minta beliau bantu saya berbenah," ujar Rano Karno saat ditemui di Kota Serang, Banten pada Sabtu 24 September 2016.

"Di usia beliau yang 65 tahun, beliau mau turun gunung. Para pendiri ini menjadi satu titik untuk kembali ke cita-cita pendirian Banten," kata lanjut dia.

Rano mengatakan dia akan menghilangkan dinasti politik yang sudah berakar di Banten.

"Tentu yang bisa melawan (dinasti) program. Secara undang-undang tidak ada dinasti, meskipun ada dan sangat merusak. Saya baru satu tahun jadi gubernur, saya belum selesai. Kalau sinetron, ini kan masih bersambung, belum tuntas," tegas pria yang dikenal Si Doel Anak Sekolahan itu.