Sukses

Djarot: Kita Ingin Cetak Sejarah Baru, Double Winner

Djarot tidak memusingkan hasil survei sekarang ini. Justru keberadaan survei tersebut menguntungkan karena bisa menjadi masukan pihaknya.

Liputan6.com, Jakarta Calon wakil gubernur Djarot Saiful Hidayat telah mendeklarasikan relawannya pada Rabu kemarin, yang bernama Dulure Djarot. Dalam kesempatan itu, dia mengungkapkan keinginannya maju pada Pilkada DKI Jakarta 2017.

Djarot mengaku ingin mencetak sejarah, dengan melanjutkan program Presiden Joko Widodo atau Jokowi, saat menjadi Gubernur DKI.

"Kita ingin mencetak sejarah baru. Ingin double winner. Tujuan kita baik sebenarnya. Bagaimana menuntaskan apa yang sudah diletakkan Pak Jokowi di tahun 2012, hingga dilanjutkan 2017," ucap Djarot di Jakarta, Rabu malam 5 Oktober 2016.

Karena itu, Djarot ingin melanjutkan kepemimpinan di DKI Jakarta hingga program Jokowi tuntas. Menurut dia, pembangunan Ibu Kota yang digagas Jokowi belum bisa diselesaikan dalam lima tahun saja.

"Kita tahu, lima tahun itu enggak cukup membereskan DKI. Kalau belum tuntas program Pak Jokowi, harus diselesaikan sampai 2022. Ini udah kepalang tanggung," ungkap politikus PDIP itu.

Mantan Wali Kota Blitar itu menuturkan, masih banyak yang harus dikejar dan dibenahi di Ibu Kota. Seperti pembangunan MRT, LRT, dan normalisasi kali.

"Kartu Jakarta Pintar harus ditingkatkan. Layanan yang cepat kepada masyarakat, yang responsif dan bebas suap-menyuap. Memberikan tempat huni yang layak, yang harus kita berikan," kata Djarot.

Menurut dia, semua ini dilakukan untuk masyarakat DKI. Selain itu, ia ingin membuat Jakarta sebagai Ibu Kota yang disegani kota-kota negara lain.

"Kita ingin Jakarta benar-benar disegani, dihormati, dan sejajar dengan Ibu Kota negara maju lainnya," tegas Djarot.

Menikmati Hasil Survei

Beberapa hasil lembaga survei menunjukkan tren penurunan elektabilitas untuk bakal pasangan Ahok-Djarot, meski pasangan petahana itu masih tetap unggul.

Namun, Djarot tidak memusingkan hasil survei itu. Justru keberadaan survei tersebut menguntungkan karena bisa menjadi masukan pihaknya.

"Ora usah (jangan) mikir survei. Enggak usah keluar duit survei, udah ada yang bikin. Kita senang aja, nikmatin, ini masukan. Jadi ora mikir," ucap Djarot di Jakarta, Rabu malam 5 Oktober 2016.

Menurut Djarot, ia lebih memilih fokus menyelesaikan pekerjaan sebagai wakil gubernur DKI saat ini hingga akhir masa jabatannya pada 2017.

"Ini jadi pengetahuan kita untuk bergerak. Saya sih fokus bekerja saja," tegas dia.

Politikus PDIP itu menuturkan, ia justru senang, mengetahui hasil survei di bawah 60 persen suara.

"Katanya turun, tapi alhamdullilah masih unggul. Hampir kalah. Ini jadi tambah semangat. Kalau misalnya hasil lebih surveinya 60 persen, bisa tidur aja ini Dulure Djarot (relawannya)," pungkas Djarot.

Pasangan gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Syaiful Hidayat (Ahok-Djarot) mendapat dukungan empat partai, untuk memenangi Pilkada DKI Jakarta 2017. Keempat partai itu adalah Partai Nasdem, Hanura, Golkar dan PDIP.