Sukses

Tolak Dukung Ahok, Dedy Arianto Mundur dari Ketua DPP Golkar

Menurut Dedy, Golkar sudah pecah sejak awal setelah Ketua Umum Setya Novanto memberikan dukungan pada Ahok.

Liputan6.com, Jakarta Dukungan Partai Gokar kepada Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok tidak sepenuhnya diterima oleh kader. Salah satu kader Partai Golkar Dedy Arianto bahkan mengundurkan diri dari kepengurusan setelah polemik Ahok mengutip Alquran.

"Pasti pecah. Kalau tidak ada peristiwa ini, ya pasti mendukung Ahok. Tapi karena dia sudah menghina, ya kita tarik dukungan. Apalagi mayoritas pemilih Golkar adalah muslim," ujar Dedy kepada Liputan6.com di Jakarta, Selasa (11/10/2016).

Menurut Dedy, Golkar sudah pecah sejak awal setelah Ketua Umum Setya Novanto memberikan dukungan pada Ahok. Kemudian, sejumlah kader partai termasuk dirinya, meminta agar Setya Novanto meninjau kembali keputusan untuk mendukung Ahok di Pilkada DKI.

Namun, permintaan itu tidak diindahkan. Sehingga para kader yang memprotes itu terpaksa mengikuti keputusan partai.

Lalu mengapa menolak Ahok?

"Ahok bukan loyalis partai. Dia telah mencederai partai. Dulu sebagai anggota DPR dari Golkar saat itu tidak mengindahkan dukungan kepada Nurdin Halid (saat Pilkada 2012), Ahok memilih keluar dari sana. Ahok kasar, kalau dia berulah, dampaknya ke Golkar," ujar Dedy.

Menurut dia, keadaan pun mulai memanas setelah polemik Ahok mengutip Alquran. Dedy mengaku mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Ketua Departemen Bidang Energi dan Energi Terbarukan DPP Golkar.

"Saya sudah mengirim pemberitahuan lewat Whatsapp kepada Sekjen dan DPP," ujar Dedy.

Namun hingga kini, dia melanjutkan, permintaan pengunduran diri itu belum direspons. Dia nekat mengundurkan diri karena menilai Ahok telah melanggar Pancasila, UUD 1945 serta merusak tatanan kerukunan umat beragama.

"Karena itu saya mengeluarkan sikap tegas karena DPP masih mendukung Ahok, karena Golkar menganut asas Pancasila," tandas Dedy.

Video Terkini