Liputan6.com, Jakarta Suhu politik kian memanas jelang Pilkada DKI Jakarta 2017. Polisi mengimbau masyarakat agar tidak mudah terprovokasi dengan isu-isu soal perbedaan suku, agama, ras, dan antar-golongan (SARA) yang belakangan mulai marak jelang perhelatan pesta demokrasi di Jakarta.
Wakapolda Metro Jaya Brigjen Suntana mengatakan, polisi terus melakukan upaya preventif guna menjaga situasi Pilkada DKI kondusif. Suntana berharap seluruh elemen masyarakat menaati aturan yang ada, serta tidak melakukan tindakan anarkis, apalagi main hakim sendiri.
"Ini semuanya demi kenyamanan dan keamanan Jakarta," ujar Suntana usai menggelar pertemuan dengan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi DKI di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (11/10/2016).
Advertisement
Suntana menjelaskan, teknis penerapan upaya preventif adalah dengan merangkul tokoh-tokoh masyarakat, termasuk tokoh lintas agama. Polisi juga bakal melakukan patroli gabungan dengan otoritas terkait selama pemilu di Ibu Kota ini berlangsung.
Suntana menyadari, potensi gesekan saat Pilkada DKI cukup besar. Gesekan itu bisa saja lahir dari kelompok pendukung pasangan calon tertentu. Bahkan potensi gesekan bisa saja justru dipicu oleh oknum kelompok tertentu yang menginginkan adanya perpecahan di tengah proses pesta demokrasi.
"Tetapi polisi dan dinas terkait serta didukung dengan para ahli ulama meyakinkan, bisa mengelola keamanan ini supaya kegiatan ini berjalan dengan aman," tandas Suntana.
Hari ini, Suntana dan jajarannya menggelar pertemuan dengan FKUB Provinsi DKI. Pertemuan tersebut membahas tentang komitmen bersama dalam mengawal pelaksanaan Pilkada DKI 2017 agar tetap aman dan damai.
Selain merangkul tokoh-tokoh masyarakat, dalam waktu dekat polisi juga akan bertemu dengan para penyelenggara pemilu. Juga bertemu dengan para tim pemenangan tiap-tiap calon.
"Ini untuk mendukung iklim positif bersama. Mereka juga berkewajiban untuk menciptakan situasi Jakarta yang aman sehingga pesta demokrasi berjalan dengan lancar," pungkas Suntana.