Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Ahok telah meminta maaf terkait pernyataannya yang dianggap telah menyinggung umat Islam. Majelis Ulama Indonesia (MUI) pun meminta umat Islam tidak menggerakkan massa yang bersifat destruktif dalam memprotes penyataan Ahok yang dianggap menistakan agama.
"MUI mengharapkan aspirasi masyarakat cukup melalui saluran penegakan hukum tanpa menggerakkan massa," ujar Ketua MUI KH Ma'ruf Anim di kantor MUI, Jakarta, Kamis (13/10/2016).
Baca Juga
"Namun apabila hal itu dianggap perlu, MUI mengimbau agar penyaluran aspirasi masyarakat tetap dengan akhlak terpuji, tidak anarkis," tegas dia.
Advertisement
MUI, sambung dia, berharap penyelesaian polemik pernyataan Ahok bisa dituntaskan pihak berwajib. "MUI sudah menyerahkan sepenuhnya kepada kepolisian. Kita mengeluarkan pendapat biar polisi menyelesaikannya. Kita juga tidak mengeluarkan apa-apa lagi selanjutnya di sana," tutur Ma'ruf.
Terkait pertemuan MUI dengan Wakapolda Metro Jaya Brigjen Pol Suntana, Ma'ruf membeberkan pertemuan hanya sebatas silaturahmi dan tidak ada bahasan mengenai kontroversi pernyataan Ahok.
"Wakapolda berkonsultasi, silaturahim memberi gambaran situasi, jangan ada situasi lebay, kurang baik, menggangu persatuan kesatuan bangsa. Kita menjaga persatuan bangsa dan itu komitmen MUI," Ma'ruf memungkas.
Sebelumnya beredar pesan berantai adanya gerakan massa pada Jumat 14 Oktober di Masjid Istiqlal untuk mendesak kepolisian memproses Ahok terkait dugaan penistaan agama.