Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta Kejaksaan Agung dan Kepolisian Mabes Polri untuk menelusuri keberadaan dokumen Tim Pencari Fakta (TPF) kasus pembunuhan Munir. Pencarian data ini dilakukan untuk mengetahui adakah yang masih bisa didalami dari kasus itu.
Namun Kementerian Sekretaris Negara mengatakan, dokumen TPF Munir tidak diarsipkan oleh pemerintah sebelumnya. Dan hanya diserahkan kepada Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Masalah dokumen TPF Munir muncul seiring pencalonan putra sulung SBY, Agus Yudhoyono sebagai Gubernur DKI dalam Pilkada 2017.
Advertisement
Meski demikian, kata Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Hinca Panjaitan, hal itu tidak mengganggu Agus. Bahkan Selasa 25 Oktober besok, Agus akan membicarakan soal TPF Munir.
"Tadi malam jam delapan, Pak SBY merespons itu. Beliau tidak pernah reaktif. Mudah-mudahan besok kita akan rilis secara lengkap. Tuduhan itu tidak benar, tidak pengaruhi Agus. Kejauhan kan menarik ke situ. Mas Agus kuat, karakternya kuat," ucap Hinca di Wisma Proklamasi, Jakarta, Senin (24/10/2016).
Dia pun mengatakan, kehadiran isu dokumen TPF Munir bukanlah bagian dari kampanye hitam di DKI. Menurut dia, sejauh ini kompetisi masih jalan di sepanjang koridor.
"Saya kira kompetisi semua cara-cara yang masuk akal. Tapi sepanjang itu, masih dalam koridor, kita respons dengan baik," Hinca menjelaskan.
Sementara untuk penetapan cagub dan cawagub DKI yang berlangsung hari ini, Hinca mengatakan, pasangan Agus Yudhoyono dan Sylviana akan diantar ke KPU DKI oleh para sekjen partai pendukung.
"Ketua Umum cuma Pak SBY. Ada Sekjen dari partai lain hadir. Kan masing-masing punya kesibukan. Nanti pun yang mengantar ke acara KPUD DKI hanya Pak Nachrowi. Kita ini tertib, kita teratur, kita ini taat pada aturan dan undangan akan kami penuhi," ujar Hinca.
Â