Liputan6.com, Jakarta - Hari pertama cuti kampanye bagi cagub-cawagub DKI Jakarta petahana Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat, membuat mereka harus meninggalkan fasilitas negara yang biasa digunakan. Untuk itu, Djarot mengaku telah mengimbau seluruh PNS di Ibu Kota, agar tidak mengikuti setiap kegiatan blusukannya ke warga.
"Saya memang sudah mewanti-wanti kalau PNS enggak boleh datang," tutur Djarot saat blusukan di permukiman warga Kampung Gedong, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Jumat (28/10/2016).
Djarot mengatakan, calon petahana memang tidak boleh didampingi oleh jajaran PNS seperti lurah, camat, wali kota, wakil wali kota dan yang sejenisnya saat melakukan kegiatan. Kondisi yang berbeda dengan sebelum masa cuti kampanye itu pun tidak masalah untuk Djarot.
Advertisement
"Perbedaannya, kalau sambutan di masjid atau kegiatan lain biasanya ada camat, lurah, wali kota atau wakilnya," jelas Djarot.
Dia menegaskan, kedatangannya ke permukiman warga Pasar Rebo merupakan atas nama pribadi. Seluruh PNS juga tidak boleh terlibat dalam pilkada.
Kunjungannya ke daerah tersebut sangat dimanfaatkan warga untuk berkeluh kesah. Mereka mengeluhkan persoalan banjir yang tidak kunjung selesai penanganannya.
Sempat Ketua RW 08 yang menyampaikan keluhan warga berkampanye dengan meneriakkan 'Salam Dua Jari', sambil memamerkan jari telunjuk dan tengah membentuk huruf V.
Namun, Djarot malah meminta untuk tidak berkampanye seperti itu.
"Kalau memang semangat begitu kampanye ya di dalam hati saja dulu. Nanti saja, belum waktunya," pungkas Djarot tersenyum.