Liputan6.com, Jakarta - Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta petahana Djarot Saiful Hidayat menanggapi kejadian yang menimpa calon Gubernur DKI petahana Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok saat blusukan di Rawabelong, Jakarta Barat. Pasangan duetnya di Pilkada DKI Jakarta 2017 itu dievakuasi lantaran penolakan sejumlah warga yang membawa-bawa soal kasus dugaan penistaan agama.
Djarot mengaku belum mengetahui soal kejadian itu. Namun, dia sangat menyayangkan kejadian yang menimpa Ahok.
"Itu kan cara-cara yang kurang baik dalam berdemokrasi," tutur Djarot saat blusukan di Kampung Kramat, Cipayung, Jakarta Timur, Rabu (2/11/2016).
Advertisement
Dia mengatakan belum tahu perihal apa yang menjadi penyulut Ahok dievakuasi. Dia tidak bisa menduga-duga apa ada yang memprovokasi atau merupakan sikap emosional warga. "Sebaiknya jangan seperti itu ya," ujar Djarot.
Namun, Djarot menyebut, secara pribadi tidak khawatir kejadian tersebut menimpanya. "Alhamdulillah enggak khawatir. Kenapa memang? Asalkan niatan kita baik," ujar dia.
Dengan kejadian itu, bukan berarti Djarot tidak akan mengunjungi Rawabelong. Bahkan, meski nantinya ada sejumlah daerah di Ibu Kota yang dianggap rawan untuk pasangan Ahok-Djarot, dia akan tetap mengunjungi dan berdialog dengan warga.
"Lha wong kenapa? Lha wong aku sudah pernah turun ke Rawabelong, kok. Bagus juga," pungkas Djarot.
Cagub petahana DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok berkampanye di kawasan Rawabelong, Jakarta Barat. Saat melewati sebuah pasar, tiba-tiba sekelompok orang datang berteriak menolak kedatangan Ahok.
Semula kondisi aman, Ahok memasuki lorong pasar dan menyapa warga. Namun, berselang lima menit, dari arah belakang muncul sekumpulan warga meminta Ahok untuk pergi.
Saat massa berjarak sekitar 300 meter, Kapolsek Kebon Jeruk Kompol Lambe meminta kepada tim kampanye Ahok untuk segera mengevakuasi Ahok sebelum dekat dengan kerumunan massa. "Bapak (Ahok) evakuasi sekarang," kata Lambe kepada salah satu tim kampanye Ahok.
Alhasil, Ahok dievakuasi dengan angkutan umum yang melintas guna menjauh dari kerumunan massa. Sementara massa yang menunggu kedatangan Ahok saling dorong dengan petugas kepolisian yang mengadang mereka.