Sukses

Warga Bantaran Ciliwung Minta Anies Tak Lanjutkan Penggusuran

Anies akan memberikan ruang dialog dengan warga yang tempat tinggalnya harus dipindah atau direlokasi untuk kepentingan pembangunan

Liputan6.com, Jakarta - Warga Kampung Bali Matraman, Kelurahan Manggarai, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan meminta calon Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tidak menggusur tempat tinggal mereka jika nanti terpilih di Pilkada DKI 2017.

Sebab, mereka mendengar jika kampung padat penduduk itu akan direlokasi lantaran lokasinya yang berdekatan dengan Sungai Ciliwung.

"Pak nanti jangan gusur kampung kita. Jangan lupa ya Pak," teriak beberapa warga di lokasi, Selasa (15/11/2016).

Menanggapi permintaan warga, Anies menyampaikan, jika nanti dirinya diberi amanah untuk memimpin ibu kota, ia akan memberikan ruang dialog dengan warga yang tempat tinggalnya harus dipindah atau direlokasi untuk kepentingan pembangunan dan menghilangkan banjir.

"Kita akan menata, bukan menggusur. Jadi kita tata dan berikan tempat tinggal yang tidak jauh dari sekolah mau pun tempat yang dulu," ucap mantan Mendikbud itu.

Anies menjelaskan, dirinya ingin kesejahteraan warga Jakarta bisa lebih baik dari sekarang. Ia menilai, warga Jakarta banyak yang belum sejahtera, itu dibuktikan dari tingginya angka pengangguran dan kemiskinan.

"Selain harga bahan pokok yang terjangkau, kita juga ingin dompet warganya terisi dan ada lapangan kerja yang cukup. Setuju bapak ibu," ujar Anies disambut tepuk tangan warga.

Sementara dalam kampanyenya di wilayah Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan, Anies meninjau beberapa pemukiman warga yang kabarnya juga akan digusur. Ia pun mengajak berdialog warga Bukit Duri apa yang diinginkan dari relokasi warga dari tempat tinggalnya.

"Dan banyak keluhan mereka adalah bukan mereka tidak mau pindah. Hanya cara melakukan, proses pindahnya mereka tidak nyaman. Mereka hanya dikirimi surat, tidak ada sosialisasi yang baik. Terus tahu-tahu harus pindah," kata Anies.

Janji Relokasi Manusiawi

Calon nomor urut tiga ini berujar, sebenarnya warga sekitar menyadari pemukiman mereka akan terus menjadi langganan banjir jika tidak dipindahkan. Dengan kesadaran warga tersebut, maka Pemprov bisa melakukan relokasi dengan mudah tanpa adanya protes dari warga yang merasa dirugikan.

"Mereka sadar bahwa tak ada pilihan lain bahwa daerah aliran sungai ini harus dilebarkan. Mereka sadar, dan saya bicara dengan mereka juga begitu. Oleh karena itu, kita akan jalankan dengan tegas. Tapi kita akan lakukan ini dengan manusiawi," ujar dia.

Di tempat yang sama, Ketua RT 01 RW 12 Kelurahan Bukit Duri, Irwan Sumantri mentampaikan, warganya bisa menerima relokasi tempat tinggalnya. Asalkan, tidak ada yang dirugikan dari relokasi tersebut.

"Siap, asal dengan ccara adil, manusiawi. Paling tidak rusun bukan salah satu cara penyelesaiannya, karena disini sewa, disana sewa," kata Iwan.

Iwan menambahkan, banjir di wilayahnya sudah terjadi sejak dua puluh tahun lalu jika musim penhujan tiba. Oleh karena itu, ia mengakui dengan merelokasi pemukiman warga menjadi cara agar Bukit Duri terbebas dari banjir.

Banjir sejak tahun 1996, yang tertinggi 2007. Di tengah pemukiman mencapai 3,5 meter," ucap Iwan.

Video Terkini