Liputan6.com, Jakarta Sejumlah warga mengeluhkan soal Rumah Susun (Rusun) Penjaringan, Jakarta Utara kepada Wakil Gubernur nonaktif DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat. Dengan kondisi yang sudah memprihatinkan, rusun penjaringan yang punya beberapa blok itu benar-benar‎ sangat tak layak huni.
Djarot mengunjungi kawasan Penjaringan sebagai salah satu agenda kampanyenya. Pasangan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dalam Pilkada DKI 2017 itu sangat kaget melihat kondisi rusun tersebut. Bekas-bekas puing dari masing-masing unit berserakan begitu saja.
Seorang warga bernama Hustini (38 tahun) menumpahkan keluhannya kepada Djarot. Warga Rusun Penjaringan Blok G itu mengatakan, dia dan keluarganya harus mengontrak rumah karena keadaan rusun ini.
Advertisement
Dia mengatakan, Pemprov DKI pernah berjanji untuk memperbaiki rusun, tapi tak kunjung dilaksanakan hingga rusun semakin berantakan dan hancur.
"Pada 30 Juni saya diminta keluar. Sebelumnya airnya dimatiin, listriknya dimatiin. Saya harus ngontrak. Kita ini manusia pak," ujar Hustini di lokasi, Sabtu 19 November 2016.
Menurut Hustini, warga sudah meminta Pemprov DKI untuk menunda waktu pengosongan rusun sampai Desember 2016. Namun, ditolak.
"Sama sekali tidak ada toleransi, pak," kata Hustini.
Djarot pun merespons keluhan Hustini dengan mengatakan, pihaknya akan menindaklanjuti masalah ini. Sebab, Rusun Penjaringan memang milik Pemprov DKI. Melalui aplikasi Qlue, Djarot juga akan memasukkan keluhan warga soal rusun tersebut.
Dengan begitu, nantinya Kepala Dinas Perumahan dan Gedung Pemprov DKI akan bertindak. "Nanti ini saya masukan ke Qlue. Nanti ditindaklanjuti kadis," ucap dia.
Djarot mengatakan, perbaikan rusun nantinya tidak akan kembali ke bentuk semula. Misalnya dalam hal ukuran akan diganti dari 18 menjadi 36 meter persegi.
Namun perbaikan ini baru bisa dilakukan nanti setelah Djarot aktif lagi sebagai Wagub DKI pada 11 Februari 2017.