Sukses

Berpidato Politik, Agus Curhat Kesulitan Hidup Masa Lalunya

Karena berbagi kamar mandi dengan tetangganya, sang ibu sangat hapal dengan jadwal mandi tetangganya.

Liputan6.com, Jakarta Calon Gubernur DKI Agus Harimurti Yudhoyono berpidato politik saat kampanye di depan 1.400 lebih pendukungnya, Balai Kartini, Jakarta Selatan, Minggu kemarin, 27 November 2016.

Sebelum memaparkan programnya, Agus bercerita soal betapa susahnya ia hidup kala kecil dulu. Saat bapaknya, Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY belum menjadi apa-apa.

"Mengapa saya menghendaki program ini? Boleh curhat sedikit? Dulu saya waktu masih kecil, saya sama adik saya, Mas Ibas, tinggal dengan kedua orangtua di Dayuh Kolot, Bandung. Rumah dinas kami sangat kecil dan enggak ada kamar mandi. Ini true story," kenang Agus.

"Namanya juga anak kolong. Bagi sebagian bapak ibu, tentunya sulit membayangkan lingkungan seperti itu, berbagi kamar mandi dengan tetangga," sambung dia.

Karena berbagi kamar mandi dengan tetangganya, sang ibu sangat hapal dengan jadwal mandi tetangganya.

"Saat itu ibunda saya, Ibu Ani, hapal betul jadwal para tetangganya mandi," kata dia.

Dengan alasan itulah, Agus membuat program rumah rakyat. "Saya mampu membayangkan sulitnya orang tidak memiliki rumah," imbuh dia.

Program Rumah Rakyat adalah satu dari sepuluh program yang dijanjikan Agus dan pasangannya, Silviana Murni, jika nanti terpilih pada Pilkada DKI 2017.

Program itu, kata Agus memiliki prinsip tanpa penggusuran tapi menata dan berkonsep Rumah Susun Sederhana Milik. Sehingga, bagi masyarakat yang sudah lama menetap di kawasan itu akan dibantu membuatkan sertifikatnya.

"Grow up together" Agus mengistilahkan.

Agus menjamin, program rumah rakyat itu telah melewati kajian bersama pasangannya, Sylviana dan para pakar. Menurut dia, Di DKI Jakarta kepemilikan hunian hanya 47 persen. Hal ini diperparah dengan banyaknya permukiman kumuh di bantaran sungai.

"Kepemilikan rumah 47 persen. Ada 1.000 hektare kawasan permukiman kumuh di 13 sungai yang ada di Jakarta," kata dia.

Ada tujuh tahapan dan prinsip dalam program rumah rakyat ala Agus-Sylvi. Prinsip pertama, pemerintahan yang ia pimpin nantinya tak akan menggusur.

"Kemudian on site upgrading yakni dilakukan sebisa mungkin di lokasi yang sama," kata Agus.

Dalam pembangunan di lokasi yang sama itu, Agus menggandeng komunitas-komunitas yang ada. Kelompok masyarakat itu diberdayakan Agus untuk turut serta merancang dan membangun perumahan sesuai dengan tempat mereka masing-masing.

"Kami membangun dengan melibatkan komunitas setempat. Because we are not only building houses, but also home," ujar dia.

Setelah dibangun, janji selanjutnya ialah warga dapat memiliki rumah bukan dengan sistem sewa ala Gubernur sebelumnya. Rumah-rumah itu bakal jadi kepemilikan sendiri melalui Rusunami. Rumah rakyat nantinya juga akan terintegrasi dengan kelengkapan sarana prasarana.

"Adanya ketersediaan air, listrik, sanitasi serta terintegrasi dengan sistem transportasi Jakarta," kata Agus memberi gambaran pada peserta kampanye.

Untuk mewujudkan, cita-citanya itu Agus bakal menyasar ratusan hektar tanah, belasan tepi sungai, ratusan rusun, serta ribuan tempat usaha akan dia buru.

"Sasaran kami yakni 390 hektar daerah kumuh dan banjir di 13 sungai di Jakarta, 700 menara rusun, 300 ribu hunian dan 3 ribu tempat usaha," pungkas Agus.