Sukses

Pedagang Kaki Lima di Rumah Lembang Kini Sepi Pembeli

Berbeda dengan Ajun, pedagang minuman ringan lebih dari pedagang pakaian dan makanan.

Liputan6.com, Jakarta Selain air mineral kemasan, baju dan atribut pasangan calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat (Ahok-Djarot), juga laku keras di Rumah Taman Lembang.

Rumah Taman Lembang atau yang biasa disebut Rumah Lembang ini merupakan tempat para pendukung Ahok-Djarot, yang selalu disesaki para pendukung dan relawan pasangan nomor urut dua pada Pilkada DKI 2017.

Para pedagang di Rumah Lembang ini tak lagi takut diusir atau diburu petugas penegak Perda (Satpol PP). Mereka dengan tenang menjajakan dagangannya, mencoba peruntungan dari ramainya pendukung Ahok yang datang.

"Awal-awal aja sih yang rame (jual belinya), belakangan udah sepi, yang datang banyak yang punya mobil aja, mereka cuma beli minuman (air mineral) aja," kata Rita pedagang asongan yang menjajakan makanan dan minuman ringan itu.

Perempuan 36 tahun itu tak sendiri, Dadan, pedagang siomay di Taman Lembang juga merasakan dampaknya. Sudah lima hari ini, dagangannya tak terlalu laku. Padahal sebelumnya ia bisa menjual 80 sampai 100 piring siomay.

"Karena yang datang banyak pakai motor, sampai penuh jalan yang ini jadi parkir," tunjuk pria 44 tahun itu di depan Rumah Lembang.

Berbeda dengan Ajun. Nasib pria 26 tahun itu lebih beruntung dari pedagang kaki lima lainnya. Bermodal kotak pendingin dan air mineral kemasan, ia mampu menghabiskan sembilan sampai 10 kardus dalam sehari.

"Cepat habisnya, saya ada sih kopi, rokok dan mie instan, tapi ya mending bawa ini, yang penting laku," kata Ajun.

Jalan Lembang, Menteng, Jakarta Pusat, memang mendadak ramai setiap harinya, sejak pasangan Ahok-Djarot membuka rumah aspirasi, yang dinamai Rumah Lembang.

Dua rumah yang beralamat di Jalan Lembang Nomor 25 dan 27, Menteng, Jakarta Pusat ini, persis berada di depan Taman Lembang, Menteng, Jakarta Pusat.

Taman Situ Lembang ini biasanya mulai ramai sejak pukul 17.00 WIB hingga tengah malam. Itu pun saat hari libur.

(Liputan6.com/Muslim AR)

Lain halnya dengan penjual baju kemeja dengan motif kotak-kotak ala khas pasangan Ahok-Djarot, Rita. Perempuan 35 tahun itu yang dulunya mampu menjual 30 sampai 50 helai baju, kini tertatih untuk menjual sepasang baju saja.

"Sudah tiga hari susah jualan di sini. Padahal cuma Rp 125.000 satu bijinya, saya yang paling murah, kualitas bagus," kata Rita sembari promosi.

Namum Rita tak menyerah. Agar baju-baju yang sudah ia beli puluhan kodi itu laku, Rita berkeliling kawasan Jakarta Pusat.

"Dari gereja ke gereja, acara dukungan, sampai saya ikutin itu kemana Pak Djarot atau Pak Ahok," beber dia.

Dari pantauan Liputan6.com di seitar Taman Situ Lembang, para pedagang kaki lima tetap optimis. Meski hingga siang hari yang ramai pembeli hanyalah penjual atribut Ahok-Djarot dan air mineral.

"Mungkin banyak yang takut beli ke kami, yang katanya pakai formalinlah, pakai pewarna, pengawet, banyak deh. Mereka takut dan khawatir kalau-kalau dagangan kami beracun, kebanyakan nonton tivi kali," beber Supriyono, seorang pedagang ketoprak.