Liputan6.com, Jakarta - Calon gubernur DKI Jakarta nomor urut tiga Anies Baswedan mengaku punya cara tersendiri untuk mencegah terjadinya politik uang dalam setiap agenda kampanyenya.
"Semua relawan kita berkampanye soal itu. 'Jangan mau terima uang, jangan mau dibeli. Kita nyoblos tidak tergantung uang. Kita nyoblos sesuai dengan yang menurut kita baik'. Rata-rata begitu," ungkap Anies saat berkampanye di Jakarta Barat, Senin, 25 Agustus 2016.
Anies juga mengklaim, selama ini dalam kegiatan kampanyenya, ia selalu menawarkan program-program dan tidak menawarkan uang kepada warga pendukungnya.
Advertisement
"Bentuknya itu bukan angka. Tapi misalnya program pipanisasi air bersih, pendidikan berkualitas. Yang ditawarkan adalah perubahan, bukan nilai rupiahnya," ucap mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu.
Anies menilai warga Jakarta lebih memerlukan perubahan yang berkelanjutan dalam kehidupan mereka, dibanding kebahagiaan sesaat saja. Ia juga menganggap bahwa masyarakat Jakarta sudah cukup cerdas dan tidak terlalu terpengaruh dengan politik uang.
"Ketika yang ditawarkan adalah rupiahnya, memang menarik. Tapi belum tentu dapat melakukan perubahan. Yang dibutuhkan warga adalah perubahan, bukan kebahagiaan menjelang pilkada," ujar Anies.
Menurut Anies, untuk melakukan perubahan besar tentu membutuhkan biaya yang tak sedikit. Namun demikian, ia menolak segala program yang berbentuk pemberian dana langsung seperti Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang digagas oleh pasangan cagub-cawagub nomor urut satu, Agus Yudhoyono dan Sylviana Murni.
"Ini semua menggunakan APBD. Jadi APBD-nya enggak kita tawarkan dibagi per RT, per RW, per kelurahan. Tampaknya itu menarik secara angka, tapi dampaknya belum tentu," Anies Baswedan menandaskan.