Liputan6.com, Jakarta - Calon Gubenur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mendatangi pondok pesantren Abdurrahman Wahid Soko Tunggal di Rawamangun, Jakarta Timur.
Pada pertemuan itu, pimpinan ponpes Nuril Arifin atau Gus Nuril menyampaikan dukungan untuk Ahok.
Baca Juga
Gus Nuril pun menyampaikan pendapatnya mengenai kasus penistaan agama yang menjerat Ahok. Menurutnya, Fatwa MUI yang menyebut Ahok telah menista agama Islam bukanlah fatwa yang wajib dijalankan.
Advertisement
"MUI harus hati-hati, kalau dia mengeluarkan fatwa yang diperkuat gerakan pengawal MUI sehingga seolah-olah fatwa MUI ini positif, MUI sadar atau tidak sadar telah makar. Karena fatwa MUI tidak mengikat di negeri ini, lebih sahih fatwa PBNU atau Muhamaddiyah yang disebut majelis," ujar Gus Nuril.
Gus Nuril menegaskan, Indonesia adalah negara majemuk bukan negara islam. Karena itu, Gus Nuril berharap aparat keamanan, TNI dan Polri bertindak cepat mengatasi situasi politik yang tengah memanas.
Menurutnya, ada barisan sakit hati yang tidak suka dengan kepemimpinan Presiden Joko Widodo dan berusaha menggulingkan Jokowi melalui Ahok.
"Jangan sampai terjebak, TNI harus bergerak tidak boleh ada hati, tentara pembebas, kalau di negara ini ada tentara ada polisi, berarti negara dalam negara. Kolaborasi macam-macam barisan sakit hati akan menggulingkan Jokowi dan pintunya dari sampean (Ahok)," ujar Gus Nuril.
Murid Gus Dur itu menambahkan, jangan sampai negara Indonesia terpecah hanya karena satu kalimat Ahok yang tak bertujuan menistakan agama.
"(Indonesia) jangan dicederai hanya karena kalimat yang barang kali kepeleset," tandas Gus Nuril.