Liputan6.com, Jakarta - Debat cagub DKI 2017Â dijadwalkan berlangsung di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Jumat (13/1/2017) malam. Ketiga pasangan calon peserta Pilkada DKI Jakarta 2017 diwajibkan mengikuti debat itu.
Sebab, debat ini merupakan salah satu syarat wajib untuk melenggang ke pesta demokrasi Februari mendatang.
Ketiga pasangan calon gubernur dan wakil gubernur akan beradu dalam debat dengan tema berbagai permasalahan di Jakarta. Tema tersebut meliputi pembangunan sosial ekonomi, keamanaan, pendidikan, lingkungan, dan transportasi.
Advertisement
Berikut ide tiga pasangan calon Pilkada DKI Jakarta terkait masalah pendidikan.
Agus Yudhoyono-Sylviana Murni
Calon nomor urut 1, Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni berpendapat Kartu Jakarta Pintar (KJP) merupakan salah satu mekanisme dalam meningkatkan kualitas pendidikan, tetapi tenaga pendidik juga menjadi faktor penting.
Baca Juga
Selain itu, Agus mengatakan seharusnya ada kompetensi yang baik antara sekolah negeri dan swasta di Jakarta. Hal ini seiring dengan peningkatan kesejahteraan para guru dan tenaga pendidikan lainnya.
"Kompetensi profesionalnya harus diukur dengan baik. Ada standar-standar yang harus dipenuhi mereka. Seperti pelakon dalam proses pendidikan secara keseluruhan seperti pendukung guru ataupun karyawan di sekolah," ujar Agus.
Selain itu, menurutnya, materi yang disampaikan ke peserta didik harus relevan. Sebab itu, untuk menunjang kualitas pendidikan yang baik, fasilitas pendidikan di sekolah perlu ditingkatkan.
"Kurikulum materi yang disampaikan harus selalu up to date dan relevan, walaupun ini terkait dengan Diknas, Kementerian. Tapi itu salah satu barometer untuk mendapatkan kualitas yang baik," kata Agus.
Ahok-Djarot
Calon gubernur petahana DKI Jakarta petahana Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dan Djarot Saiful Hidayat masih mengandalkan Kartu Jakarta Pintar (KJP) untuk mengatasi masalah pendidikan. Ahok juga mengklaim KJP lebih dahsyat dibandingkan Bantuan Langsung Tunai (BLT).
"BLT kami lebih dahsyat sebetulnya. BLT kami, 1 KJP itu Rp 650 ribu sebulan. Kalau punya 3 anak Rp 1,8 juta. Saya kira yang memberikan BLT itu paling besar ya selama saya dan Pak Jokowi," ucap Ahok.
Menurut Ahok, bantuan ke rakyat miskin bukan hanya masalah uang, tapi ada bantuan beras murah, daging murah dan biaya sekolah.
"Jadi kita harus mendidik, mengedukasi. Kita bantu rakyat miskin enggak? Bantu. Beli daging sapi berapa? Rp 35 ribu sekilo pakai KJP. Anak yang mau kuliah bantu berapa? Rp 18 juta satu anak. Bukan bagi-bagi uang, kayak zaman SBY, saya kurang setuju," papar Ahok.
Advertisement
Anies Baswedan-Sandiaga Uno
Pendidikan menjadi salah satu fokus utama Anies Baswedan-Sandiaga Uno jika terpilih jadi gubernur dan wakil gubernur. Anies menekankan pendidikan berkualitas, tuntas, dan gratis dalam salah satu program unggulannya.
Mantan Menteri Pendidikan ini mengibaratkan Kartu Jakarta Pintar (KJP) layaknya parasetamol yang hanya menurunkan demam dan mengurangi rasa sakit. Akan tetapi, sumber masalah utamanya harus memakai antibiotik yang perlu waktu lama dan diatur secara sistematis.
"Pemakaian parasetamol tidak mengobati penyakitnya. Karena itu, yang penting mutu gurunya, mutu kepala sekolahnya ditingkatkan. Terutama di kampung-kampung yang belum sejahtera," terang Anies.
Pendidikan gratis merupakan upaya pemerintah untuk mewujudkan keadilan bagi warga kurang mampu untuk mengakses pendidikan.
"Biaya pendidikan itu tidak cuma sekolah, tapi juga transportasinya, sarana-prasarananya, sepatu, seragamnya. Kita akan bantu semua itu. Makanya kita menjanjikan bukan sekolah gratis tapi pendidikan gratis," tegas Anies.