Liputan6.com, Jakarta Calon gubernur DKI Jakarta nomor urut satu, Agus Harimurti Yudhoyono menyatakan bahaya birokrasi dibangun dengan represif dan impulsif. Birokrasi tersebut hanya akan menghasilkan birokrasi yang terlihat baik namun ternyata semu karena aparatur sipil negara (ASN) bekerja dengan rasa takut dan terancam.
Menurut Agus, Jakarta secara sekilas terlihat bersih karena birokrasi sudah baik. Namun berdasarkan pengalaman tiga bulan melakukan gerilya lapangan, banyak hal yang tidak terungkap ke publik.
"Banyak sekali daerah yang masih sangat kotor, menyedihkan kondisinya. Jadi saya duga justru birokrasi yang dibangun selama ini penuh dengan rasa takut, diancam mutasi bahkan dipenjara, dipamerkan ke depan publik," kata Agus dalam debat kedua cagub-cawagub DKI di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Jumat (27/1).
Advertisement
Dengan rasa takut dan terancam tersebut menjadikan pegawai tidak optimal dalam bekerja. Ia takut melaporkan kekurangan suatu pekerjaan dan mematikan kreatifitas. Sementara pemimpinnya tidak memperdulikan hal tersebut dengan alasan untuk meningkatkan kinerja birokrat.
"Akhirnya ASN di bawah melaporkan asal bapak suka. Dan itu bukan sesuatu yang konstruktif," tutur Agus.
Agus menambahkan, hal itu pula yang membuatnya berkesimpulan mengapa raport kinerja aparatur sipil negara (ASN) DKI di rangking 16 dari 34 provinsi. DKI berada di bawah provinsi NTT.
"Jika kita ke lapangan tentu akan merasakan apa yang dirasakan masyarakat," tutur Agus.
(*)