Sukses

Agus dan Djarot Saling Serang di Debat Cagub DKI

Dalam debat cagub DKI ketiga, Agus menyebut Djarot gagal fokus saat menanggapi program rumah apung.

Liputan6.com, Jakarta - Debat cagub DKI ketiga berlangsung cukup panas. Pasangan calon saling menyerang dengan sentilan dan sindiran. Seperti calon wakil gubernur DKI Djarot Saiful Hidayat dengan calon gubernur DKI Agus Harimurti Yudhoyono.

Aksi saling sentil itu bermula saat Djarot mengajukan pertanyaan kepada pasangan nomor urut pertama, terkait rumah apung yang digaungkan pasangan nomor urut pertama Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni.

"Untuk meningkatkan kualitas hidup warga Jakarta perlu rumah layak. Kami dengar ada konsep baru rumah apung dan tanpa menggeser rumah warga untuk merelokasi, bagimana caranya?" tanya Djarot dalam debat cagub DKI ketiga di Hotel Bidakara, Jakarta, Jumat (10/2/2017).

"Kedua program Rp 1 miliar untuk setiap RW yang rawan dikorupsi. Apa langkah supaya tidak ada korupsi terkait dana itu?" dia melanjutkan.

Menanggapi itu, Agus justru menyebut Djarot gagal fokus. Menurut putra Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu, program rumah apung tidak ada dalam programnya dan itu hoax alias berita bohong.

"Ini gagal fokus, lagi-lagi ini ditanya yang menanyakan berdasarkan berita hoak. Konsep rumah apung sudah terkenal dan banyak diterapkan di dunia. Dan saya sudah sebutkan di media waktu itu. Membangun rumah apung itu memugkinkan, tapi itu tidak pernah ada di program kami," kata dia.

Menurut Agus, rumah apung yang selama ini digaungkan pasangannya adalah membangun rumah horisontal menjadi vertikal yang layak huni.

"Artinya, rumah kumuh bisa di-up grade, diremajakan, tanpa harus gusur jauh-jauh tanpa kompensasi. Mereka harus memiliki lahan bukan sewa dan disediakan tempat baik, sehingga bisa mencari nafkah untuk keluarganya. Sehingga mereka bisa hidup sejahtera, jauh dari narkoba dan lain-lain," dia memaparkan.

Terkait antisipasi terjadinya korupsi dalam program Rp 1 miliar, Agus menyebutkan, pihaknya akan menerapkan sistem yang akuntabel. Dia lagi-lagi menyentil Djarot soal kecurigaan kepada rakyatnya.

"Tentu kami tegas tidak ada korupsi, melaui sistem akuntabel. Jangan terlalu curiga dengan rakyatnya sendiri," sindir Agus.

Suasana semakin memanas. Namun, Djarot menanggapi pernyataan Agus dengan santai. Djarot mengaku tidak puas dengan jawaban Agus yang dirasa tidak sesuai pertanyaannya.

"Salah dalam menjawab, pertanyaan kami bagaimana membuat perumahan yang layak huni di pinggir sungai tanpa harus menggeser untuk normalisasi sungai. Karena kalau tidak digeser tidak bisa. Kita ingin rumah di sungai seperti ini," ujar Djarot seraya menunjukkan foto relokasi dan normalisasi Kali Ciliwung di Kampung Pulo berukuran poster.

Terkait program Rp 1 miliar juga menurut pengalaman Djarot saat blusukan, warga justru khawatir adanya korupsi dengan program tersebut. Selain itu juga, rawan konflik antarwarga.

"Mereka takut terjadinya konflik horisontal. Sekarang tidak dijelaskan bagimana mekanismenya supaya tidak terjadi korupsi. Jangan jebak mereka untuk melakukan tindak pidana korupsi," Djarot menegaskan.

Agus kembali menanggapi pernyataan Djarot. Lagi-lagi dia menyentil Djarot dengan menyebut pasangan nomor urut dua selalu curiga kepada rakyatnya.

"Orang bijak mengatakan, kalau sudah karakter susah diubah. Kalau selalu mencurigai rakyatnya, bagaimana membangun rakyatnya, saya tidak mendengar sama sekali warga yang menyebut adanya ketakutan itu," kata dia.

"Kami tidak mendengar satu pun mereka. Mereka malah mendambakan itu (program Rp 1 M), merindukan itu, karena tidak ada. Yang ada mereka takut dimaki-maki pemimpinnya, bukan dicurigai. Dan itu pula program kami sangat dinanti," Agus menandaskan.

Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) DKI Jakarta kembali menggelar debat cagub DKI putaran ketiga di Hotel Bidakara, Jakarta, Jumar malam, 10 Februari 2017. Pada debat pamungkas ini, Alfito Deanova ditunjuk sebagai moderator.

Debat cagub DKI ini berlangsung mulai pukul 19.30 WIB hingga 22.00 WIB. Sedangkan, tema debat kali ini masalah kependudukan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat Jakarta, dengan lintas tema terkait pemberdayaan perempuan, perlindungan anak, anti narkotika, dan kebijakan untuk disabilitas.