Sukses

Pencoblosan Ulang Pilkada DKI 2017, Ratusan Suara Melayang

Partisipasi pemilih pada pelaksanaan Pemungutan Suara Ulang Pilkada DKI 2017 merosot.

Liputan6.com, Jakarta - Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Republik Indonesia, Hadar Nafis Gumay tak menampik turunnya partisipasi pemilih pada Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pilkada DKI 2017 di dua wilayah Jakarta.

Di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 001, Kelurahan Utan Panjang, Kemayoran, Jakarta Pusat contohnya. Menurut Hadar, partisipasi pemilih turun sangat drastis. Dari 601 Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang ada, hanya 257 yang memberikan hak pilihnya saat pencoblosan ulang digelar, Minggu (19/2/2017).

Padahal, sebelumya, pada pelaksanaan Pilkada DKI 2017, Rabu, 15 Februari 2017, sebanyak 442 pemilih yang memberikan hak suaranya.

"Jadi akhirnya yang waktu itu tercatat 73,54 persen sekaran cuma 42,76 persen. Jadi waktu itu 442 orang dari 601, sekarang cuma 257," ujar Hadar usai menyaksikan Pemungutan Suara Ulang di TPS 001, Kelurahan Utan Panjang, Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (19/2/2017).

Partisipasi yang menurun ini, juga memengaruhi perolehan suara pasangan calon. Di TPS ini, lanjut Hadar, pada pemilihan pertama, pasangan Ahok-Djarot unggul, sementara di saat PSU, pasangan Anies-Sandi menjadi pemilik suara terbanyak.

"Itu biasa terjadi di mana-mana, saya tidak tahu. Bahwa itu bisa terjadi? Ya, dan ternyata itu terjadi. Tetapi ini saya kira sesuatu yang harus kita terima," terang Hadar.

Berbeda dengan TPS 001 Utan Panjang, di TPS 29 Kalibata, Hadar menyebut partisipasi pemilih tidak turun terlalu jauh. Dia mengatakan penurunan partisipasi pemilih di TPS 29 ini hanya 9 persen.

"Dari waktu itu (pemilihan awal) DPT 512, yang hadir 456. Sekarang yang hadir 412. Persentasenya 89,1 persen menurun jadi 80,4 persen," terang dia.

Hadar mengimbau para pasangan calon, agar menerima semua hasil PSU. Pasalnya, semua kebijakan PSU Pilkada DKI 2017 sudah melalui kajian, temuan lapangan, dan rekomendasi dari Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).

"Sekali lagi ini hasil yang harus kita terima. Apa pun hasilnya," tandas Hadar.

Hal senada juga disampaikan Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi DKI Jakarta, Sumarno. Menurut dia, pelaksanaan PSU Pilkada DKI 2017 yang mendadak membuat partisipasi pemilih menurun.

"Ya memang itu risiko dari Pemungutan Suara Ulang, dikhawahtirkan seperti itu, menurunnya partisipasi pemilih. Dibandingkan dengan pemungutan suara yang sebenarnya," kata Sumarno.

Dengan begitu, pihaknya sudah menyampaikan keberatan agar kejadian serupa tak terulang lagi. Pasalnya, rekomendasi yang mendadak bisa membuat tingkat partisipasi masyarakat menurun dalam PSU Pilkada DKI 2017 ini.

"Saya kritik pada Bawaslu, rekomendasi yang mendadak itu menyebabkan petugas tak bisa maksimal dalam mempersiapkannya. Mana mungkin, tadi malam masih nulis surat undangan C6 dan baru menyebarkannya.
Jadi warga juga menerima mendadak," pungkas Sumarno.

 

Â