Sukses

Survei: Anies - Sandi Unggul Elektabilitas, Ahok - Djarot Kinerja

Media Survei Nasional (Median) merilis hasil penelitian untuk melihat elektabilitas pasangan yang lolos Pilkada DKI 2017 putaran kedua.

Liputan6.com, Jakarta Media Survei Nasional (Median) merilis hasil penelitian Pilkada DKI 2017 yang dilakukan 21-27 Februari 2017, dengan mengambil 800 responden sebagai sampel.

Direktur Eksekutif Median Rico Marbun mengatakan, penelitian ini untuk melihat elektabilitas pasangan calon yang lolos Pilkada DKI 2017 putaran kedua. Pasangan nomor urut tiga Anies Baswedan-Sandiaga Uno (Anies - Sandi) unggul dibandingan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat (Ahok - Djarot).

"Pasangan Anies-Sandiaga unggul dengan meraih 46,3 persen. Sedangkan, pasangan Ahok-Djarot meraih 39,7 persen. Undecided voter (pemilih yang belum menentukan suara) sebanyak 14,0 persen," kata Rico di Cikini, Jakarta, Senin (6/3/2017).

Meski demikian, kata Ricvo, terdapat anomali atau ketidaknormalan perilaku, saat melakukan penelitian. Sebab, saat para responden ditanya siapa yang mampu memimpin Jakarta, mayoritas memilih pasangan Ahok - Djarot.

"Ada anomali perilaku saat ditanya kompetensi calon secara face to face (tatap muka). Di mana, pasangan Ahok - Djarot dipandang lebih mampu memimpin Jakarta ke depan, dengan raihan 53,6 persen. Untuk Anies - Sandi 32,5 persen. Sedangkan, yang memilih tidak menjawab sebesar 13,9 persen," dia memaparkan.

Puas Kinerja Ahok-Djarot

Bukan hanya itu, dalam survei yang dilakukan dengan margin of error +/- 3,4 persen, dan menggunakan teknik multistage random sampling itu, tingkat kepuasan terhadap kinerja pasangan petahana itu masih tinggi.

"Sebanyak 56,30 persen merasa puas. Sangat puas 9,30 persen. Tidak puas 30,0 persen. Sangat tidak puas 1,00 persen. Dan tidak jawab 3,40 persen," kata dia.

Rico menuturkan, anomali responden ini terjadi lantaran gelombang tidak suka terhadap Ahok - Djarot masih relatif tinggi. Namun, bila gelombang ini ditaklukan, bukan tidak mungkin situasi akan berbalik.

"Sebanyak 46,33 persen masih meminta agar DKI diganti tokoh lain. Namun sebanyak 42,00 persen, menginginkan petahana (Ahok - Djarot) kembali menjabat. Sedangkan tidak jawab 11,67 persen," Rico menandaskan.