Liputan6.com, Jakarta - Tidak adanya pasangan calon yang mendapat 50 persen suara di Pilkada DKI Jakarta pada 15 Februari lalu membuat pemilihan Gubernur DKI harus berlanjut ke putaran kedua untuk menentukan pemenang.
Pilkada DKI putaran dua berlangsung April 2017. Seperti pada putaran pertama, Pilkada DKI putaran kedua juga menarik perhatian netizen di Indonesia.
Dua calon gubernur, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dan Anies Baswedan, sama-sama menjadi topik menarik untuk diperbincangkan.
Advertisement
Berdasarkan monitoring pembicaraan di media sosial yang dilakukan perusahaan media asal Australia, Isentia, sejak 10 – 26 Februari 2017, total jumlah pembicaraan tentang kedua cagub itu 733.450 perbincangan.
Country GM Isentia Jakarta Luciana Budiman mengatakan, netizen yang membicarakan Ahok jauh lebih banyak dibandingkan Anies. Total pembicaraan mengenai Ahok mencapai 501.970 percakapan, sementara Anies sebanyak 231.480.
Berdasarkan monitoring itu, Twitter berkontribusi sebesar 89.99 terhadap total pembicaraan di ranah digital.
"Terjadi peningkatan di beberapa hari tertentu mengenai calon gubernur Ahok, misalnya di tanggal 16 dan 21 Februari," ujar Luciana dalam keterangan tertulisnya, Senin, 6 Maret 2014, di Jakarta.
Menurut Luciana, tingginya pembicaraan tersebut disebabkan adanya berita mengenai hasil quick count pilkada 15 Februari, yang memperlihatkan unggulnya pasangan Ahok-Djarot dibandingkan dengan pasangan cagub-cawagub lainnya.
Hal lainnya yang membuat nama Ahok banyak diperbincangkan adalah terkait seputar kasus penistaan agama.
Selain media sosial, Isentia juga memantau pemberitaan di media konvensional seperti surat kabar, majalah, televisi, dan portal online. Terdapat 30.743 pemberitaan di media-media nasional dan lokal.
Media online memberikan kontribusi tertinggi pemberitaan pada kedua kandidat. Kontribusinya sebesar 3,72 persen, dengan komposisi 28 persen mengenai Anies dan 72 persen mengenai Ahok.
Sedangkan surat kabar menempati posisi kedua yakni 0,29 persen, dengan jumlah pemberitaan 24 persen tentang Anies dan 76 soal Ahok. Sedangkan majalah dan televisi berkontribusi masing-masing sebesar 0,01 persen.
Luciana menambahkan, secara umum share of voice (SOV) di media sosial dan media konvensional antara dua kandidat tersebut berbeda cukup jauh.
Komposisi pembicaraan di media sosial adalah 68 persen untuk Ahok dan 32 persen untuk Anies. Sedangkan untuk media-media umum komposisinya, 28 persen memberitakan Anies dan 72 persen memberitakan Ahok.
Pembicaraan Anies seputar sebagian programnya yang realistis, mudah diterima oleh masyarakat serta mengalirnya dukungan dari pemilih Agus Yudhoyono. Sedangkan pada Ahok, aktivitasnya sebagai gubernur saat meresmikan RPTRA Kalijodo dan kemacetan yang mulai berkurang di kawasan Semanggi.
"Jika dilihat secara umum, kontribusi pemberitaan media konvensional tentang kedua kandidat ini hanya sebesar 4,02 persen, sedangkan pembicaraan di ranah media sosial mengenai mereka mencapai 95,98 persen," ucap Lusiana.