Sukses

Dulu Lawan Ahok, Lulung Kini Berseteru dengan Djan Faridz

Djan Faridz memecat Lulung dari PPP lantaran dianggap melanggar AD/ART partai. Perseteruan Lulung itu menyiratkan kisah lama dengan Ahok.

Liputan6.com, Jakarta - Abraham Lunggana atau dikenal dengan Haji Lulung memberikan dukungan kepada pasangan calon Anies Baswedan-Sandiaga Uno di Pilkada DKI putaran kedua. Langkah ini mendapat respons dari Ketua Umum PPP Djan Faridz, bosnya di partai politik.

Dalam Pilkada DKI, Djan dan partainya mengusung pasangan calon nomor urut 2, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok-Djarot Saiful Hidayat. Dukungan itu diberikan sejak pilkada putaran pertama.

"Kami pecat (Lulung), tegas itu," kata Djan saat jumpa pers di Kantor DPP PPP, Jalan Diponergoro, Jakarta Pusat, Senin (13/3/2017).

Pemecatan dilakukan terkait adanya pelanggaran AD/ART partai yang dilakukan Lulung. Pelanggaran itu disebutkan terkait dengan sikap politik Lulung di Pilkada DKI.

"Betul sekali (pemecatan terkait dukungan Lulung kepada Anies-Sandiaga)," kata mantan Menteri Perumahan Rakyat tersebut.

Sebenarnya, kata Djan, Lulung sudah diperingatkan atas sikap tersebut. Surat peringatan 1, 2, dan 3 sudah dilayangkan. Namun Lulung tetapi mendukung Anies-Sandiaga.

"Puncaknya, ketika dia mendeklarasikan dukungan pasangan cagub lain yang berbeda dari keputusan DPP, yakni dukung Ahok-Djarot," kata Djan.

Namun begitu, Djan menyatakan akan tetap menjaga silaturahmi dengan Lulung. Ia menganggap Lulung sebagai sahabat yang sudah dikenal sejak puluhan tahun.

Djan mengatakan, pihaknya tidak menutup pintu jika nantinya Lulung berkeinginan kembali mencalonkan diri menjadi kader PPP. "Ya boleh saja (merapat lagi), bikin saja lamaran baru. Tapi kalau sekarang statusnya sudah dipecat," tegas dia.

Menanggapi keputusan itu, Lulung mengaku sudah mendengar kabar pemecatan. Dia pun tak kaget akan dipecat, sebab sudah lama meminta dipecat dari PPP Djan Faridz. Namun keinginannya itu ditangguhkan oleh sang ketua umum.

"Udah lama minta dipecat sama Djan Faridz. Djan Faridz bilang udah jangan deh nanti aja. Nanti nunggu saya ke yang lain," kata Lulung.

Keinginannya untuk hengkang dari partai itu lantaran adanya perbedaan sikap. Partai berlambang Kakbah itu dianggap sudah tidak sejalan dengan dirinya.

"Tahu kan saya tidak bisa mengikuti keputusan partai dan saya bilang saya menghormati keputusan partai itu. Kalau saya tidak menjalankan keputusan partai karena saya membela umat di Jakarta. Karena ada umat suaranya hampir 1 juta memilih PPP," ucap Lulung.

2 dari 2 halaman

Perseteruan dengan Ahok

Dukungan Lulung kepada Anies - Sandi menyiratkan kisah lama terhadap Ahok saat menjadi Gubernur DKI Jakarta. Dalam sejumlah persoalan, keduanya kerap melontarkan kritik pedas hingga menimbulkan pandangan konflik.

Setidaknya ada sejumlah hal yang mewarnai hubungan keduanya panas dingin. Seperti masalah pedagang kaki lima (PKL) di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat. Kala itu, Ahok menyebut, ada mafia dan muatan politis di balik bandelnya para PKL hingga tak mau direlokasi.

Lulung yang saat itu menjabat Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta dan dikenal sebagai tokoh Tanah Abang merasa tersudut atas pernyataan Ahok. Dia geram dan mendesak Ahok memeriksakan kesehatan jiwanya.

"Ahok bilang, ada oknum DPRD bermain di Tanah Abang, sekarang saya bilang, saya jawab nih, Wakil Gubernur harus diperiksa kesehatan jiwanya. Karena selama ini ngomongnya selalu sembarangan," ujar Lulung, pada 25 Juli 2013.

Namun Ahok dengan tegas membantah pernah menyebut nama Lulung dalam pernyataannya soal pembeking PKL Tanah Abang. Untuk mencairkan suasana, Ahok pun menelepon Lulung. Keduanya lalu terlibat dalam percakapan yang berujung pada tawaran untuk ngopi bareng dari mantan Bupati Belitung Timur tersebut.

Selain itu, persoalan banjir di Kampung Pulo, Jakarta Timur, juga memantik perseteruan keduanya. Ahok saat itu menyebut banjir akan tetap melanda kawasan tersebut selama warganya tak direlokasi.

Pernyataan Ahok itu ditanggapi Lulung sebagai ungkapan pesimistis. Lulung lantas meminta mantan bupati Belitung Timur itu untuk mundur jabatannya.

Persoalan masih berlanjut. Ahok menilai Lulung hanya tengah mencari cara untuk melengserkannya. "Itu namanya cari-cari ajalah supaya gimana cara mecat Ahok gitu," cetus Ahok 4 Februari 2014 lalu.

Lulung pun masih menanggapi. Ia meminta Ahok tidak marah atas kritikannya. Sebab, kritik itu diberikan terkait posisinya sebagai anggota DPRD yang merupakan pengawas Pemprov DKI.

"Saya kan pengawas dia, jadi jangan marah. Ahok harus sabar dong," pinta Lulung, pada 4 Februari 2014.