Liputan6.com, Jakarta - Tim pemenangan pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dan Djarot Saiful Hidayat menggelar pelatihan para relawan yang tinggal di apartemen. Pelatihan bertujuan untuk menyiapkan relawan sebagai saksi di putaran kedua pada 19 April nanti.
Juru Bicara Ahok-Djarot, Putu Artha mengatakan TPS di apartemen berpotensi mempunyai banyak masalah, sebab banyak calon pemilih yang bersifat eksklusif, sehingga harus warga apartemen sendiri yang menghadapinya.
"Kami ada kelompok kelas saksi apartemen, jadi mereka yang jadi saksi itu para Ahokers, bukan dari partai, jadi kan mereka yang tinggal di apartemen kayak Pluit tempatnya Ahok, enggak mungkin mereka yang tinggal di pinggiran situ yang ditaruh, jadi itu sangat spesifik," ujar Putu saat dihubungi, Senin (3/4/2017).
Advertisement
Menurut Putu, terdapat 31 titik apartemen yang akan dibuat pelatihan saksi. "Jumlah (saksi) belum kami data, tapi yang pasti ada 31 titik," ucap Putu.
Selain itu, Putu mengungkapkan pihaknya juga akan menggunakan aplikasi, bernama mata saksi untuk mengawasi jalannya putaran kedua Pilkada DKI.
Dengan aplikasi tersebut, tim pemenangan dapat mengetahui berapa jumlah saksi yang sudah berada di tempat pemungutan suara (TPS).
"Misal 99 persen sudah masuk TPS, nah yang satu persen dimana saja posisinya. Kami bisa tahu, tinggal klik itu, ketemu nanti saksi di TPS mana yang belum masuk," kata Putu. Â
Menurut Putu, aplikasi tersebut sengaja diciptakan untuk meminimalisasasi potensi kecurangan pada saat pemungutan suara. Â
"Kami pastikan seluruh peristiwa di TPS itu terekam dengan sangat sempurna. Dan seluruh saksi nanti 26 ribu akan bergerak, kami akan bikin hall 44 kecamatan. Termasuk di Kepulauan Seribu kami angkut semua," Putu menandaskan.