Liputan6.com, Jakarta - Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Petahana DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengaku dirinya lebih cocok mendengar ceramah ulama Indonesia dibanding ulama dari negara lain. Pernyataan ini menanggapi kedatangan ulama dunia Zakir Naik ke Indonesia yang melakukan safari dakwah selama 10 hari, 1-10 April 2017.
"Zakir Naik itu kan ulama dari India, kami lebih cocok dengan ulama dari Nusantara, lebih cocok dengan dakwah yang disampaikan oleh para Wali Songo bahwa ini Indonesia diciptakan Tuhan sebagai negara heterogen," ujar Djarot di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Rabu, 5 April 2017.
Menurut Djarot, Indonesia itu merupakan negara ber-Bhinneka Tunggal Ika dengan penduduk dari berbagai macam suku dan agama. Untuk itu, pernyataan Zakir Naik yang menyebut kalau politik dan agama tidak bisa dipisahkan dinilai tidak cocok diterapkan di Indonesia.
Advertisement
Namun, Djarot juga tidak mempermasalahkan pernyataan ulama dunia itu karena yang diperjuangkan Zakir Naik adalah politik Islam.
"Enggak apa-apa bilang gitu, yang kita perjuangkan itu politik Islam. Apa itu politik Islam? Politik Islam adalah kita semua diwajibkan melakukan amar ma'ruf nahi munkar (seruan mengajak pada kebaikan dan tidak melakukan keburukan untuk manusia)," ucap dia.
"Itu politik Islam, bukan Islam yang dijadikan alat politik atau Islam politik tapi politik Islam seperti Rasulullah bangun Madinah dengan Piagam Madinah. Ini membangun masyarakat yang Madinah. Masyarakat yang beradab, masyarakat yang hormat menghormati. Jadi kami lebih cocok dengan ajaran para Wali Songo," tambah Djarot.
Pasangan Calon Gubernur (Cagub) Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok ini mengingatkan kalau manusia dituntut untuk bisa memberikan rahmat bagi semesta alam.
"Kita dituntut bisa memberikan rahmat bagi seluruh sekalian alam, kita harus berjuang untuk berjihad, berjuang sungguh-sungguh melawan kemiskinan, kebodohan, ketiidakadilan," papar dia.
Sebelumnya, ulama asal India Zakir Naik yang datang berkunjung ke Indonesia menyebut kalau Islam adalah pandangan hidup yang juga mencakup urusan politik. Menurutnya, sebagai way of life atau jalan hidup, sudah semestinya umat Islam menerapkan ajaran Islam.
"Apalagi dalam Islam sudah diajarkan hal yang boleh dikerjakan dan dilarang. Termasuk urusan politik, sudah semestinya diperhatikan umat. Masalahnya sekarang itu pemimpin tidak mengimplementasikan ajaran Alquran dan sunah," tutur Zakir.