Liputan6.com, Jakarta - Sekertaris Tim Pemenangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno, Syarif mempertanyakan soal data invalid pemilih yang masuk dalam rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap (DPT) putaran kedua.
Hal itu disampaikannya dalam agenda Rapat Pleno Terbuka Rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap Tingkat Provinsi Pilkada DKI Jakarta 2017 Putaran Kedua', Kamis 6 April 2017 malam.
Menurut Syarif, berdasarkan data yang dihimpun tim penelitinya, ada sekitar 153 ribu data invalid di DPT putaran kedua tingkat kabupaten kota.
"Kami menolak menandatangi hasil rapat pleno di tingkat kota, terutama Jakarta Barat dan Jakarta Timur. Kemarin sudah terlaksana dan tim paslon nomor tiga menyampaikan banyak catatan keberatan dan hasilnya menolak hasil penetapan. Penolakan itu KPU DKI sudah disampaikan sehari sebelum itu," ujar Syarif di Hotel Bidakara, Jakarta.
Hal lain yang menjadi catatan adalah, Syarif menyatakan bahwa ada temuan terkait Surat Keterangan (Suket) yang diduga palsu. Suket diduga palsu itu diperuntukkan kepada penduduk Jakarta yang pindah tempat tinggal, tanpa mengganti Nomor Kartu Keluarga (NKK).
"Kami sudah sampaikan dua hari lalu temuan Suket. Ada indikasi kuat pemalsuan sejumlah awalnya 430, dalam perkembangan saya perkirakan mencapai 500," ucap dia. Â
Kendati dugaa Suket palsu itu tidak banyak, namun Syraif mengaku pihaknya telah menelusurinya hingga ke dinas Dukcapil.
Sebelumnya, Ketua KPU DKI Sumarno menyampaikan, sebanyak 7.218.254 warga Ibu Kota ditetapkan sebagai Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang diperkenankan ikut mencoblos di putaran kedua.
"Jumlah 7.218.254 orang dengan penambahan jumlah TPS juga sebanyak 13.034," ujar Sumarno.
Adapun DPT pada putaran pertama tercatat sebanyak 7.108.589 dengan jumlah TPS yang tersebar 13.023. Artinya, ada penambahan jumlah pemilih sebanyak 109.668 orang dan jumlah TPS bertambah di 11 lokasi.
Tim Anies-Sandi Temui Ribuan Data Invalid Jelang Pilgub Putaran 2
Menurut Syarif, berdasarkan data yang dihimpun tim penelitinya, ada sekitar 153 ribu data invalid di DPT.
Advertisement