Liputan6.com, Jakarta Untuk mewujudkan Jakarta yang lebih baik, tentunya dibutuhkan sosok yang bersih, memiliki kejujuran dan keberanian. Politisi PDI
Perjuangan (PDIP) Tubagus Hasanuddin menyatakan, sosok Ahok-Djarot merupakan pasangan yang ideal dalam mewujudkan Jakarta ke arah yang lebih baik.
Hasanuddin mengatakan, selama ini kepemimpinan Ahok-Djarot yang konsisten mengusung kejujuran dalam bekerja, sangat dibutuhkan oleh DKI Jakarta. Nilai tersebut, sudah terbukti karena telah melekat dalam diri mereka masing-masing sejak lama.
Bukti kejujuran Ahok-Djarot, kata Hasanuddin, bisa terlihat dalam proses mereka menjadi pelayan masyarakat dalam berbagai tingkatan, mulai dari DPRD, DPR, Pemerintah Kota/Kabupaten, dan Pemerintahan Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.
Advertisement
“Semakin hari, kita semakin melihat, bahwa pemimpin jujur seperti Ahok-Djarot sangat langka. Terobosan yang dilakukan oleh pasangan ini merupakan bukti bahwa mereka adalah pelayan rakyat. Ini adalah fakta yang sudah dibuktikan selama ini,” ucap Hasanuddin.
Berdasarkan pandangan tersebut, keberhasilan kinerja dan integritasnya, Hasanuddin menghimbau, masyarakat DKI Jakarta agar tidak goyah dalam memilih pasangan Ahok-Djarot sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta selanjutnya.
“Selama ini, Ahok-Djarot berhasil melakukan banyak terobosan pada sistem birokrasi, dari manajemen kepegawaian pemerintah, pengelolaan dan aset daerah, pelayanan dan perizinan,” ujar Hasanuddin.
Ia melanjutkan, Ahok dikenal sebagai sosok yang kerap memerangi korupsi, hal tersebut tercermin saat dirinya mendapat penghargaan Gus Dur Award 2016 dari keluarga mantan Presiden RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan juga pernah dianugerahi tokoh anti korupsi oleh Perkumpulan Bung Hatta Anti Korupsi Award pada 2013.
Hasanuddin menuturkan, Ahok-Djarot juga terus berkomitmen dalam memberantas praktik korupsi, terutama korupsi di seluruh birokrat Pemprov DKI.
"Hasilnya, Ahok-Djarot meraih penghargaan dari Bung Hatta Anti Corruption. Ini adalah satu bukti nyata yang patut dapat apresiasi, tentu tidak semua kepada daerah mendapatkan penghargaan ini," imbuh Hasanuddin.
Purnawirawan TNI bintang dua itu juga mengingatkan, agar dalam bergulirnya Pilgub DKI Jakarta 2017 ini, jangan ada provokasi dari pihak manapun yang memiliki tujuan politik dengan menghembuskan isu SARA yang berdampak pada konflik.
Jangan sampai, lanjut Hasanuddin, masyarakat Jakarta masa depannya ditentukan oleh 'orang-orang di luar Jakarta'. Karena itu pula, ia mengingatkan, agar jangan ada provokasi dari pihak manapun yang memiliki tujuan politik dengan menghembuskan isu SARA yang berdampak pada konflik.
"Tak perlu mereka dibawa atau didorong dalam konflik yang tak penting. Sekecil apapun konflik yang terjadi, hanya akan merugikan masyarakat Jakarta sendiri," imbuh Hasanuddin.
(*)