Liputan6.com, Jakarta Calon gubernur DKI pertahana, Basuki Tjahaja Purnama atau akrab disebut Ahok, menyatakan dirinya selama ini tidak pernah mempunyai niat untuk mengusir nelayan dari teluk Jakarta.
Calon Gubernur DKI nomor urut dua itu menyampaikan hal tersebut untuk menjawab pertanyaan seorang anggota dari komunitas nelayan, dalam debat putaran kedua Pilkada DKI 2017.
Pertanyaan yang diberikan anggota komunitas nelayan bernama Iwan itu menanyakan soal bagaimana kebijakan kedua pasangan calon yang ada, untuk mensejahterakan nelayan termasuk menghentikan reklamasi. Selain itu, Iwan juga menanyakan apakah kehidupan nelayan di teluk Jakarta sebenarnya diakui atau tidak.
Advertisement
Menanggapi pertanyaan itu, Ahok kemudian mencoba menjawabnya sembari mengangkat desain gambar Rusun Nelayan Muara Angke, kemudian desain Rusun Nelayan Muara Baru, Ahok berujar pihaknya tidak pernah merancang
untuk mengusir nelayan dari teluk Jakarta.
“Saya mau tunjukan ini adalah nelayan Muara Angke. Rancangannya, kami tidak pernah punya niat mengusir nelayan,” kata Ahok dalam debat yang berlangsung di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan.
Ahok kembali menunjuk pada gambar yang dia angkat, bahwa ada rancangan kanal yang berguna untuk perahu nelayan di Muara Baru. Mantan Bupati Belitung Timur itu kemudian menyinggung adanya permintaan dari
pengembang guna memperluas lahan dalam membangun rumah mewah di Pantai Mutiara.
Namun, permintaan pengembang itu ditolak oleh Ahok. Ia juga menegaskan, baginya nelayan juga punya hak untuk dapat tinggal di pulau reklamasi.
“Karena 50 persen itu tanah (reklamasi) punya DKI,” ujar Ahok.
Ahok kemudian lanjut menunjuk suatu titik dalam desain itu, yang nantinya akan jadi perluasan lahan. Di sana, ungkap Ahok, rencanyanya akan dipergunakan untuk tempat sandar kapal-kapal nelayan dan sebagai tempat penyimpanan ikan hasil tangkapan.
“Kami memperluas justru di sini, dapat tanah 10 hektar. Untuk apa, supaya nelayan dapat tempat sandar termasuk tempat penyimpanan ikan, temasuk pengolahan ikan. Nanti ini yang akan dimiliki nelayan,” ujar Ahok.
Menanggapi persoalan penurunan tanah, Ahok juga memaparkan proyek pengerjaan tanggul dari Cilincing ke Tanjung Priok. Tanggul setinggi 3,8 meter itu sedang dibangun, karena tinggi permukaan tanah Ibu Kota yang menurut Ahok berada di 1,5 meter di bawah permukaan laut.
“Dan bagaimana untuk perumahan (nelayan) nya, perumahannya akan kami taruh di tepi tanggul. Semua nelayan akan tinggal di tepi tanggul, perahunya di sini,” ujar Ahok sambil menjelaskan gambar.
Ahok juga mengungkapkan, saat ini dirinya sedang memikirkan rencana untuk membangun restoran apung di Muara Angke, nantinya restoran apung itu akan menggantikan restoran yang lama. Restoran itu menurutnya nanti bisa melibatkan istri-istri nelayan
“Jadi sebetulnya desain pengembangan terpadu di Muara Angke sudah jadi semua,” ujar Ahok.
(*)