Liputan6.com, Jakarta - Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menyempatkan diri menunaikan salat jumat di Masjid Jami' Al'Atiq yang terletak di wilayah Tebet, Jakarta Selatan, sebelum menghadiri selawat akbar di GOR Ciracas, Jakarta Timur yang diadakan oleh pendukungnya.
Namun, sebagian jemaah meneriaki, menolak kehadiran mantan Wali Kota Blitar tersebut, saat hendak keluar masjid usai menunaikan salat jumat. "Pergi, pergi," kata beberapa jemaah. Beberapa warga lain memekikkan takbir.
Djarot pun hanya menghadapi penolakan tersebut dengan senyuman sambil berjalan santai keluar.
Advertisement
Saat ditanya terkait peristiwa tersebut, Djarot mengatakan dirinya sudah memaafkan sebagian warga yang memperlakukannya seperti itu. Ia mengaku tidak mempermasalahkan hal tersebut, lantaran menurutnya penolakan itu masih tergolong masalah kecil.
"Saya sejak dari dalam (masjid) pasti maafkan, enggak apa-apa, ini sih ringanlah, enggak begitu berat," kata Djarot usai Jumatan di Masjid Jami' Al'Atiq, Kebon Baru, Tebet, Jakarta Selatan, Jumat (14/4/2017).
Pasangan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok itu pun menegaskan, dirinya sudah tulus memaafkan tindakan mereka yang tidak menyukainya. "Bahkan yang lebih keras daripada itu pun saya maafkan kok ya, betul-betul saya maafkan dari hati yang terdalam," ujar Djarot.
Ia mengatakan, Islam mengajarkan untuk saling menyayangi, termasuk dengan orang yang berbeda agama. Apalagi, ia menambahkan, dirinya merupakan seorang Muslim.
Djarot mengharapkan, ke depan tidak lagi ada isu SARA yang dimunculkan menjelang pencoblosan putaran kedua Pilkada DKI Jakarta 19 April mendatang.
"Bahkan lebih dari itu Islam juga mengajak kita untuk menjamin menjaga hubungan antar manusia ukhuwah islamiyah. Nah oleh karenanya dalam Pilkada Jakarta ini janganlah sekali-kali persoalan SARA dimunculkan. Kami tidak pernah seperti itu," ucap Djarot.
Â