Liputan6.com, Jakarta - Pengasuh Pesantren Tebuireng, Jombang Salahuddin Wahid meminta aksi pengusiran terhadap calon wakil gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat di masjid diakhiri. Menurut dia, perbedaan pilihan tidak perlu sampai ada saling menyerang.
"Itu harus kita akhiri, beda ya beda, tapi tidak perlu saling menyerang, dengan cara-cara yang kasar, dengan cara yang tidak sopan," ucap Salahuddin Wahid di Masjid Raya KH Hasyim Asy'ari, Jakarta, Sabtu (15/4/2017).
Pria yang kerap disapa Gus Solah ini berharap, masalah pengusiran dan isu SARA selesai usai Pilkada DKI. Dia meminta agar masyarakat saling menghargai dan menghormati siapa pun yang menang dalam pesta demokrasi di Ibu Kota.
Advertisement
"Mudah-mudahan setelah Pilkada DKI Jakarta selesai. Siapa pun yang menang harus kita hormati," pungkas adik Gus Dur ini.
Djarot Saiful Hidayat menunaikan salat Jumat di Masjid Jami' Al'Atiq yang terletak di wilayah Tebet, Jakarta Selatan. Namun, sebagian jemaah meneriaki, menolak kehadiran mantan Wali Kota Blitar tersebut, saat hendak keluar masjid usai menunaikan salat Jumat.
"Pergi, pergi," kata beberapa jemaah. Beberapa warga lain memekikkan takbir.
Djarot pun hanya menghadapi penolakan tersebut dengan senyuman sambil berjalan santai keluar. Saat ditanya terkait peristiwa tersebut, Djarot mengatakan sudah memaafkan sebagian warga yang memperlakukannya seperti itu.
Ia mengaku tidak mempermasalahkan hal tersebut, lantaran menurutnya penolakan itu masih tergolong masalah kecil.