Liputan6.com, Jakarta - Calon Wakil Gubernur (Cawagub) petahana DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat sempat diusir salat Jumat di Masjid Jami' Al'Atiq, Jakarta Selatan, Jumat 14 Maret 2017. Djarot pun meminta kepada para pendukungnya untuk tetap bersabar karena baginya insiden di Tebet belum seberapa.
"Saya sudah menyampaikan untuk selalu bersabar dan memaafkan siapapun juga yang memperlakukan kita seperti itu. Saya bilang bahwa apa yang kami terima di masjid itu (Tebet) dibandingkan dengan yang sebelumnya itu tidak seberapa," ujar Djarot di Cipinang Indah, Jakarta Timur, Sabtu (15/4/2017).
Meski begitu, ia memohon kepada seluruh takmir masjid dan warga ibu kota agar tidak melakukan pengusiran seperti itu.
"Itu bertentangan dengan ajaran Islam, nilai-nilai Islam, spirit-spirit Islam yang saya pahami. Dan itu juga bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila," ucap dia.
Baca Juga
Namun demikain, insiden tersebut turut menjadi bahan perenungan bagi Djarot.Â
Advertisement
"Saya sampai introspeksi, berdoa kalau, ya Allah salah saya itu apa? Apa kami pernah mengungkapkan ujaran-ujaran yang penuh dengan kebencian? Apa saya pernah mengucapkan yang kasar pada mereka?" tutur dia.
Namun demikian, bila dia tanpa disadari pernah berkata yang menyinggung perasaaan orang lain, ia meminta agar dimaafkan.
Dia menganggap, warga yang mengusirnya kemarin sebagai saudara yang sedang diliputi kebencian dan dendam. Ia yakin, mereka yang membencinya akan berubah suatu saat nanti.
"Jadi kenapa saya senang wayang kulit? Karena seringkali disampaikan oleh ki dalang bahwa segala angkara murka itu pasti akan hancur dengan akhlak mulia," ucap dia.
Terkait waktu masa kampanye uamh akan habis, mantan Walikota Blitar ini pun meminta agar jelang masa tenang Pilkada DKI Jakarta tidak terjadi pelontaran ujaran-ujaran kebencian.
"Boleh kita berbeda pendapat, tapi jangan sampai memaksakan kehendak apalagi kemudian mengangkat persoalan-persoalan agama, ini enggak boleh betul," jelas Djarot.
Djarot Saiful Hidayat sebelumnya mendapat perlakuan tidak baik dari warga usai menunaikan salat jumat di Masjid Jami' Al'Atiq di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Jumat kemarin. Â
Saat itu, sebagian jemaah meneriaki dan menolak kehadiran saat hendak keluar masjid. "Pergi, pergi," kata mereka.