Liputan6.com, Jakarta - Maraknya isu SARA yang berkembang menjelang Pilkada DKI 2017, jelas hampir melupakan program kerja yang ditawarkan para kontestan Pilkada DKI 2017. Hal ini menyebabkan para pemilih dihadapkan dengan posisi kebingungan dengan visi dan misi yang disampaikan para pasangan calon.
Terkait hal itu, sekumpulan para pemilih muda yang tergabung dalam Gerakan Pelajar Pemilih angkat bicara. Siswa SMK Pembangunan Jaya, Wahyu Irawan, sebagai salah satu perwakilan, menyampaikan deklarasi tersebut merupakan bentuk kepedulian anak muda Jakarta terhadap ibu kota, yakni agar Jakarta bisa menjadi lebih baik dengan adanya Pilkada DKI 2017.
"Yang pertama, kami menolak segala bentuk Pilkada yang menggunakan isu SARA, karena dapat memecah belah bangsa," ucap Wahyu dalam keterangannya, Minggu (16/4/2017).
Advertisement
Kedua, mengajak masyarakat untuk mengatakan Tidak untuk isu SARA dan Ya untuk kedua pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta.
"Ketiga, mengajak masyarakat agar memilih pemimpin yang terbukti mampu membangun DKI Jakarta agar lebih baik," jelas Wahyu.
Yang terakhir, mengajak masyarakat DKI Jakarta, agar bersama-sama menyukseskan Pilkada DKI 2017 putaran kedua agar berjalan aman dan damai.
"Inilah bentuk kepedulian dan cinta akan ibu kota, serta bentuk komitmen yang kuat untuk membangun wajah lbu Kota agar Iebih baik dan maju," pungkas Wahyu.